Find Us On Social Media :

Bagaimanapun Kondisinya, Keluarga adalah Prioritas yang Utama

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 30 Maret 2017 | 06:00 WIB

3 keluarga ini memiliki hal unik di dunia

Intisari-Online.com – Bill Havens, seorang pendayung hebat berkaliber Internasional dalam masa karantinanya menjelang piala dunia mendayung, menerima berita bahwa istrinya akan segera melahirkan. Mendengar kabar tersebut ia memilih untuk segera pulang dan tidak jadi mengikuti kejuaraan dunia untuk menemani istrinya yang akan melahirkan.

Belasan tahun kemudian di tahun 1952, Bill menerima telegram dari putranya, Frank yang pada saat itu baru saja memenangkan medali emas Kano 10.000 meter pada Olimpiade di Finlandia.

(Lahir dengan Kondisi Langka, Seorang Bayi di India Dianggap Sebagai Reinkarnasi Dewa Hanuman)

Telegram itu berisi, “Ayah, terima kasih karena hari itu telah menunggu kelahiranku, aku akan pulang dengan membawa medali emas yang seharusnya ayah menangkan beberapa puluh tahun yang lalu. Anakmu tersayang, Frank.“

Kisah tadi menginspirasi kita bagaimana kehadiran keluarga berdampak sangat besar bagi setiap anggota keluarga tersebut.

Theodore Roosevelt, mantan Presiden AS berkata, “Aku lebih suka melewatkan waktu bersama dengan keluargaku daripada dengan petinggi-tinggi dunia manapun!”

Pada akhirnya nanti kita akan sampai pada suatu titik di mana pada dasarnya semua yang kita lakukan, semua jerih lelah kita dalam pekerjaan, pelayanan, bisnis, dan semua hal lain yang kita lakukan adalah untuk keluarga yang kita cintai. Jabatan, kekayaan, popularitas, prestasi, dan promosi tidaklah lebih bernilai daripada kebersamaan di antara keluarga.

Relakah kita menukar kehangatan dalam keluarga dengan kesibukan dalam pekerjaan yang mungkin sudah sangat berlebihan?

Jika kita seorang marketer, maka keluarga adalah nasabah utama. Jika kita seorang karyawan, maka keluarga adalah boss kita yang sesungguhnya. Jika kita seorang investor, maka investasi yang paling berharga adalah nilai-nilai yang kita tanamkan dalam keluarga. Jika kita seorang pemuka atau pemimpin agama, maka keluarga adalah jemaat atau umat kita yang paling utama.

Pastikan ketika kita berada di posisi puncak gunung kesuksesan, kita mengibarkan bendera kemenangan dengan pelukan keluarga di sekitar kita dan bukan dalam keadaan mereka tertinggal di bawah sambil menangis karena mereka telah ‘kehilangan’ kita.

Karena banyak sekali orang-orang yang sukses luar biasa dalam pekerjaan/bisnis mereka, tetapi mereka kehilangan kehangatan dalam keluarga. Ketika mereka menyadari hal tersebut dan ingin berbalik, belum tentu kesempatan itu masih ada untuk mereka, karena kita tidak pernah tahu kerusakan seperti apa yang telah terjadi.

Bekerja keras memang harus, karena kita memiliki tanggung jawab sebagai kepala keluarga, tetapi prioritas utama seharusnya tetaplah keluarga.