Find Us On Social Media :

Ular Makan Manusia Sebenarnya Bukan Salah Ular, tapi Manusia Itu Sendiri

By Agustinus Winardi, Rabu, 29 Maret 2017 | 15:31 WIB

Piton raksasa telan manusia di Sulawesi Barat

Intisari-Online.com - Kejadian mengerikan seorang petani sawit bernama Akbar (25) yang ditelan ular piton raksasa sepanjang 9 meter di Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Senin (27/3/) ,sebenarnya bukan kesalahan ular.

Menurut laporan media lokal setempat, sebelum dibuka menjadi perkebunan sawit pada tahun 1990-an, di lahan yang semula masih hutan lebat itu biasa ditemui ular piton raksasa yang gemar berburu babi hutan.

(Tak Kunjung Pulang Setelah Panen Sawit, Akbar Ditemukan Tertelan Ular Piton)

Ketika habitat ular piton itu dibabat dan diubah menjadi lahan sawit, para ular piton raksasa ternyata masih suka mencari mangsa di tempat yang dahulu merupakan habitat dan daerah perburuannya itu.

Di sisi lain, perkebunan sawit itu juga telah menyingkirkan habitat babi hutan atau binatang lain yang dahulu merupakan mangsa potensial para piton raksasa.

Di berbagai kawasan Indonesia seperti Kalimantan, Sumatera, dan lainnya, berita penemuan piton raksasa ketika hutan lebat dibuka untuk dijadikan perkebunan sawit bahkan merupakan ‘’berita biasa’’.

Akibatnya piton-piton yang berusaha cari mangsa tak mendapatkan sasarannya sehingga menderita kelaparan. Pada umumnya ular, bahkan seekor piton raksasa akan menyingkir jika melihat manusia. Tapi karena dalam kondisi kelaparan dan tak ada sasaran yang bisa dimangsa, manusia terpaksa dijadikan santapan.

Dalam kondisi kenyang karena sehabis menelan mangsa (manusia), piton cenderung susah bergerak dan mudah dilumpuhkan oleh manusia.

Ukuran mangsa piton di dalam perut yang tampak sangat besar selalu menarik manusia dan berharap yang ditelan adalah babi hutan besar. Dengan demikian para pemburu mendapatkan dua macam daging sekaligus, daging ular dan babi hutan.

Tapi begitu perut piton dibedah dan yang ditelan adalah seorang manusia maka menjadi gemparlah seluruh isi  jagad raya.

Irosnisnya, mereka cenederung menyalahkan piton alih-alih manusia, padahal merekalah yang telah merusak habitat piton. Para manusia sendiri pulalah  yang sengaja masuk ke habitat para piton itu.