Find Us On Social Media :

Butuh Dana Cepat, Pilih Jual atau Gadai?

By Ade Sulaeman, Senin, 27 Maret 2017 | 15:00 WIB

Perhatikan Ini Saat Menggadaikan Barang Anda

Intisari-Online.com - Agar proses kredit pemilikan rumah (KPR) cepat rampung, Icha terpaksa menggadaikan emas batangan dan koin dinar miliknya untuk membayar semua biaya terkait akad kredit. Habis, ketika itu dia dan sang suami tidak punya uang dalam jumlah besar.

(Hal-hal yang Wajib Diperhatikan Sebelum Menggadaikan Barang)

Icha memilih menggadaikan ketimbang menjual emas batangan dan koin dinarnya.

“Sebab, sebenarnya kami punya uang, cuma baru ada sekitar empat bulan lagi. Lagipula, nilai emas batangan dan koin dinarnya cukup besar dan itu tabungan bersama kami sejak lama, jadi sayang kalau dijual,” kata perempuan 28 tahun ini.

Memang, dengan menggadaikan emas batangan dan koin dinar, ada biaya yang mesti Icha keluarkan yakni sewa modal alias bunga. Ia “menyekolahkan” emas batangan dan koin dinarnya di PT Pegadaian.

(Abai Dana Darurat, Keuangan Bisa Sekarat)

Tarif sewa modalnya cukup besar, sekitar 8% hingga 9% untuk jangka waktu pinjaman selama empat bulan. “Menggadaikan barang langkah tepat untuk kebutuhan mendesak tapi pasti bisa ditebus,” ujarnya.

Beda dengan Icha, Khairul memilih menjual sepeda motornya ketimbang menggadaikannya. Akhir 2016 lalu, ia melego motornya yang dibeli 2014 untuk melunasi sebagian uang muka KPR.

“Motor, kan, harganya turun terus. Mending dijual ketika harganya masih tinggi,” ucap pria 29 tahun ini.

Menurut Khairul, jika nilai aset bisa susut seperti kendaraan bermotor, lebih baik dijual saja. Sedang bila nilai aset selalu naik seperti emas dan tanah, lebih baik digadaikan.

Tapi, dalam situasi apa seseorang menggadaikan asetnya? Eko Endarto, Perencana Keuangan Finansia Consulting, bilang, gadai merupakan sumber likuiditas berjangka sangat pendek.

Itu sebabnya, meminjam uang dengan menyerahkan barang sebagai tanggungan hanya untuk kondisi yang benar-benar mendesak saja.