Intisari-Online.com - Menggadaikan barang memang bisa menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan dana keluarga. Bahkan, ada juga yang memanfaatkan gadai untuk memenuhi kebutuhan dana menjalankan usaha.
Tentu saja, menggadaikan barang bila memang ada kebutuhan keuangan yang harus dipenuhi adalah hal yang wajar. Lalu bagaimana bila seseorang menggadaikan barang, padahal mereka sebenarnya masih memiliki dana yang cukup untuk memenuhi suatu kebutuhan keuangan tanpa harus menggadaikan aset miliknya? Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggadaikan barang.
Menurut strategi perencanaan keuangan, pada dasarnya seseorang sebaiknya tidak sembarangan menggadaikan barang. “Dalam ilmu perencanaan keuangan, gadai itu sama saja dengan utang,” kata Pandji Harsanto, Konsultan Senior di OneShildt Financial Planning. Artinya, dengan menggadaikan barang atau aset dan memperoleh uang sebagai timbal baliknya, akan timbul kewajiban dalam pengaturan keuangan.
Karena itu, pada prinsipnya, seseorang yang ingin memanfaatkan gadai untuk memenuhi kebutuhan keuangan harus mempertimbangkan aspek-aspek yang sama seperti ketika ia hendak berutang. Salah satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah rencana penggunaan dana hasil gadai tersebut. “Pada prinsipnya, jangan menggunakan gadai untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan konsumtif,” tegas Mike Rini Sutikno, Chief Executive Officer Mitra Rencana Edukasi Financial & Business Advisory.
Jadi, menurut para perencana keuangan, sejatinya menggunakan dana pegadaian untuk memenuhi kebutuhan konsumtif seperti merayakan pesta ulang tahun atau memenuhi dana berlibur tidak disarankan.
Pada dasarnya menggadaikan barang untuk memenuhi kebutuhan yang bisa diprediksi kurang bijak. Perencana keuangan menyarankan, dana untuk kebutuhan keuangan yang muncul secara rutin seharusnya bisa dialokasikan sejak awal.
Tapi, bila kemudian muncul kebutuhan dana yang tidak dapat diprediksi dan harus segera dipenuhi, maka kita bisa memanfaatkan gadai untuk menutupi kebutuhan dana tersebut. “Memanfaatkan gadai untuk memenuhi kebutuhan dana yang sifatnya emergency akan efektif,” terang Mike. Keadaan emergency tersebut antara lain misalnya bila keuangan keluarga sedang sulit lantaran kepala keluarga terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).(Kontan)