Serangan Teror Dekat Gedung Parlemen Inggris, Serangan Teror Ala Pasukan Komando

Ade Sulaeman

Penulis

Pola serangan teror London yang terencana dan taktis

Intisari-Online.com -Serangan teror yang berlangsung di Gedung Parlemen, London tempat menara Big Gen yang legenderaris hari Rabu (22/3/2017) jika diamati merupakan serangan terencana ala pasukan komando.

(Ingin Beli Smartphone yang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini)

Pola serangan yang terencana itu bisa dilihat dari target serangannya yang bernilai politik tinggi, pusat kekuasaan Inggris yang terkenal di seluruh dunia.

Jika mengacu pada serangan teror yang pernah terjadi di New York (11/11/2001) nilai serangan yang menjadi target teroris sama karena baik London maupun New York sama-sama merupakan pusat kota.

(Satu Orang Tewas, Belasan Lainnya Terluka Akibat Serangan Teror di Dekat Gedung Parlemen Inggris)

Keduanya merupakan pusat kota yang mendunia dan bernilai eknomi serta politik yang tinggi.

Teroris menyerang ala pasukan komando karena secara taktis ia membekali diri dengan sebilah pisau. Menyerang lawan dengan menggunakan pisau sudah menjadi pola umum ketika para pejuang Hamas menikam tentara Israel di daerah perbatasan Lebanon Selatan-Israel.

Pelaku cukup paham jika tidak semua polisi Inggris saat bertugas dilengkapi senjata api. Hanya komandan yang biasanya bersenjata mengingat semua polisi Inggris punya prinsip bertugas untuk melayani masyarakat .

Jika ada tindakan kekerasan mereka akan mengedepankan langkah persuasif.

Dengan fokus melakukan serangan di depan gedung parlemen, berbekal sebilah pisau,dan mobil, pelaku teror pun melaksanakan serangan mautnya.

Ia mulai memacu mobil begitu perjalanannya mendekati Gedung Parlemen lalu naik trotoar untuk melancarkan serangan kilat kepada para pejalan kaki.

Suasana langsung panik dan korban mulai berjatuhan. Situasi panik itu disusul pola serangan komando pelaku teror dengan menabrakkan mobil ke pagar Gedung Parlemen.

Menabrak pagar dengan kendaraan dalam taktik serangan komando adalah strategi pendobrakan (breaching) agar lawan panik dan terkejut.

Polisi yang bertugas di depan Gedung Parlemen rupanya mengalami kepanikan itu dan belum bisa menilai kejadian apa yang sedang terjadi.

Karena tidak dilengkapi senjata api, pelaku teror itu pun menikam para polisi secara brutal. Para polisi telah menjadi sasaran empuk pelaku teror sebelum akhirnya komandannya tiba dan menembak mati pelaku teror.

Serangan teror di Gedung Parlemen Inggris itu dari kaca mata teroris terbilang suskes karena efek terornya segera mendunia.

Tapi bagi Pemerintah Inggris, aksi terorisme itu telah menjadi pukulan berat, Ibarat manusia, Inggris baru saja ditikam tepat jantungnya oleh teroris yang menyerang ala pasukan komando.

Artikel Terkait