Find Us On Social Media :

Konsistensi dan Berkarakter, Jurus Menggaet Follower di Instagram

By Agus Surono, Selasa, 21 Maret 2017 | 10:20 WIB

Menggaet follower Instagram

Intisari-Online.comInstagram termasuk salah satu aplikasi media sosia yang populer.Aplikasi ini memiliki fitur khas dalam berbagi foto atau video. Dengan pengguna yang semakin banyak, maka meraih jumlah pengikut yang banyak adalah impian. Soalnya, akan ada efek domino di balik itu.

(Kesombongan akun rich kids di Instagram justru ungkap kejahatan yang dilakukan orangtuanya.)

Salah satu efek domino itu adalah meraih keuntungan.Ya, dengan memiliki follower (pengikut) banyak kita bisa dilirik sebuah produk sebagai etalase beriklan. Ada beberapa kelebihan beriklan di Instagram.Menurut pengamat digital marketing Nukman Luthfie yang mengutip dari sebuah riset, rekomendasi dari orang yang dikenal atau orang lain lewat media sosial bisa lebih berpengaruh dibandingkan beriklan.

Di sisi lain, bagi pengiklan, mempromosikan barang lewat Instagram lebih menguntungkan karena hasilnya bisa diukur. “Jumlah like dan yang me-regram (mengirim ulang postingan itu di akun mereka – Red.) bisa diukur. Sementara kalau di TV kan enggak bisa langsung kelihatan. Baru kelihatan nanti setelah adanya transaksi,” kata Nukman seperti dikutip dalam Visual Interaktif Kompas.

CEO SociaBuzz – perusahaan yang menjembatani antara pengiklan dan selebriti media sosial – Rade Tampubolon menambahkan, produsen mulai menyasar Instagram sebagai media beriklan karena biaya yang lebih murah dibandingkan dengan beriklan di media massa. Selain itu, pengaruh beriklan melalui media sosial lebih kuat karena memiliki sentuhan personal.

(Demi keamanan dan kenyamanan penggunanya, Instagram hadirkan dua fitur baru untuk kolom komentar.)

“Kalau iklan konvensional kan brand yang ngomong, ‘Gue yang terbaik’. Tetapi dengan menggunakan sosok populer di Instagram, sebenarnya mereka menggunakan trust-nya sosok tersebut. Jadi si sosok itu yang ngomong lo, bukan gue. Dan namanya manusia, jika ada orang lain yang merekomendasikan sesuatu, lebih kita dengar daripada brand yang ngomong,” kata Rade.

Sayangnya, untuk menjadi sosok yang dilirik brand itu kita setidaknya memiliki pengikut sebanyak 20.000. Menurut Rade, inilah batas seseorang bisa disebut selebgram, selebriti Instagram.

“Jangan pikirkan soal uang dulu. Jadikan untuk bersenang-senang dulu,” saran Gofar Hilman (@pergijauh)

Tak pelak sosok selebgram didominasi artis yang sudah kadung kondang duluan.Atau kalau tidak orang yang sudah terkenal baik di bidang olahraga, politik, atau sosial.Memperoleh pengikut puluhan ribu bukan perkara sulit bagi mereka.Simak saja, sepuluh selebgram di dunia dengan jumlah pengikut terbanyak didominasi artis. Mereka adalah Taylor Swift dengan 62,6 jutaan, Selena Gomez (60,6 jutaan), Kim Kardashian (57,6 jutaan), Beyonce (56,7 jutaan), Ariana Grande (55,6 jutaan), Justin Bieber (53,5 jutaan).

Sementara di Indonesia –per 5 Februari 2017 - ada Ayu Tingting dengan 18,3 juta pengikut, Julia Perez (12,3 juta), Prilly Latuconsina (14,8 juta), Laudya Cynthia Bella (14,7 juta), Raffi Ahmad dan Nagita Slavina (15,6 juta), Syahrini (16,8 juta), Luna Maya (11,6 juta), Raisa (12,1 juta). Terlihat kepopuleran mereka bisa mendongkrak jumlah pengikut di akun Instagram mereka.

Tentu saja jumlah pengikut ini menjadi salah satu nilai jual pemilik akun jika didekati pengiklan. Dalam katalog situs SociaBuzz, kalangan artis ini mendominasi tarif tinggi biaya iklan. Misalnya, Chelsea Olivia yang mematok tarif Rp20 juta untuk satu kali posting foto, Olla Ramlan Rp10 juta untuk satu kali posting foto, serta Gilang Dirga Rp5,5 juta untuk satu kali posting foto dan Rp9 juta untuk posting video. Menggiurkan?

Diperkirakan bisnis selebgram ini akan terus berkembang. Soalnya belum ada media sosial yang mengalahkan ciri khas Instagram dengan sentuhan personalnya itu. Hingga tahun 2016, Instagram mengklaim telah memiliki 500 juta pengguna aktif, dengan 22 juta di antaranya berasal dari Indonesia.