Penulis
Intisari-Online.com -Benar belaka apa yang dikatakan Monalisa Arcelia. Secara global, hanya ada 20 persen perusahaan rintisan berbasis teknologi yang dipimpin oleh seorang perempuan. Dan ia tak mau fakta itu terus seperti itu.
“Saya ingin perempuan punya posisi yang sama dengan laki-laki di bidang TI (teknologi informasi),” tegas perempun berkerudung ini, di sela-sela acara Bekraf Developer Day (BDD), Sabtu (18/3).
(Ingin Beli Smartphone yang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini)
Semua bermula dari sebuah kelas di Jurusan Teknologi Informatika angkata 2013 di mana Mona ada di dalamnya. Di situ ia melihat bahwa kelas jurusan informatika banyak didominasi oleh laki-laki; di kelas angkatannya, angkatan atasnya, dan angkatan bawahnya.
Lebih dari itu, ia ingin membuktikan bahwa TI bukan hanya dunianya laki-laki. Perempuan juga berhak punya bagian di situ.
“Enggak cuma memainkan hape, tapi perempuan juga harus bisa menjadi otak di balik “memainkan” hape itu,” ujar perempuan asli Sumatera Selatan itu yang jago merakit perangkat IoT itu.
(Inilah Produk Teknologi Paling Dicari Orang Indonesia di Google Sepanjang 2016)?
Mona mulai aktif masuk industri informasi mulai 2014. Ia memulainya dengan ikut seminar-seminar, pelatihan, kelas-kelas, dan komunitas-komunitas. Selain pernah mengerjakan proyek dosen, ia juga banyak bertanya kepada teman-temannya di kelas dan komunitas yang jago coding.
Karena sejak awal Mona ingin memberdayakan perempuan di ranah IT, ia juga banyak terlibat di PASTi alis Perempuan-perempuan Sadar IT. Di komunitas ini Mona banyak berbagi informasi seputar internet dan aplikasi kepada ibu-ibu PKK, guru-guru TK, dan ibu-ibu rumah tangga.
“Paling tidak, ibu-ibu ini bisa mengecek history YouTube di komputer anaknya,” aku Mona, semringah.