Penulis
Intisari-Online.Com – Saat sedang stres, tubuh kita berada dalam mode siap tempur dan bertahan. Jumlah hormon stres – adrenalin dan kortisol – meningkat, detak jantung dan tekanan darah meninggi, napas menjadi cepat dan otot-otot kita tegang.
Perubahan fisik tersebut terjadi dengan cepat jika kita menghadapi situasi gawat darurat. Misalnya, seperti keluar dari mobil yang hampir terbakar. Perubahan fisik itu juga muncul ketika kita bertemu dengan momen menyebalkan dan membuat panik seperti saat komputer tiba-tiba mati, handphone hilang atau terlambat meeting dengan klien karena macet.
Menempatkan tubuh pada situasi siap tempur tersebut bisa melemahkan respons imun, memicu berbagai gejala fisik: sakit perut, sakit kepala, insomnia, infeksi pernapasan hingga penyakit jantung. Tidak heran jika kita jatuh sakit saat sedang stres.
Saat ini, tidak ada yang namanya bisa hidup tanpa stres. Kuncinya adalah bagaimana kita mengontrol stres kita. Kalahkan mereka sebelum mengacak-acak mental dan fisik kita. Salah satu cara terbaik untuk mencegah stress adalah mengatur pernapasan dalam.
Tarik napas sambil menahan perut, berhenti sejenak, lalu keluarkan napas secara perlahan hingga hitungan kelima. Ulangi selama beberapa menit. Kita juga bisa mengatasi rasa stres dengan berolahraga. Aerobik membantu mengurangi jumlah hormon stres. Dan berjalan kaki selama 20 menit bisa menenangkan kita.
Jangan remehkan kekuatan obrolan dengan teman, kekasih atau terapis Anda, Membicarakan stress kita membantu untuk menghilangkannya dengan cepat. Lakukan hal menyenangkan dengan orang terkasih seperti menonton film, makan malam bersama atau sekadar mengabaikan e-mail pekerjaan dan ciptakan waktu dengan mereka.