Find Us On Social Media :

Sering Merasa Bersalah Terhadap Pasangan? Bisa Jadi Anda Korban Manipulasi Gaslighters

By Tika Anggreni Purba, Sabtu, 18 Maret 2017 | 18:40 WIB

Hati-Hati Gaslighter! Orang Penuh Taktik yang Memanipulasi Hidup Kita

Intisari-Online.com—Istilah gashlighting merujuk pada sikap, tindakan, atau perilaku seseorang yang secara sadar atau tidak sadar memanipulasi kehidupan orang lain untuk menguasai hidup orang tersebut. Pelakunya disebut gaslighter!

(Ingin Beli Smartphone yang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini)

Jangan salah, gaslighter belum tentu orang yang terang-terangan tidak senang dengan kita. Mereka bisa saja orang-orang terdekat, baik itu pasangan, teman, orangtua, rekan kerja, bahkan sahabat sendiri.

Pelaku gaslighting memang manipulatif. Demi tujuan pribadinya ia membuat korbannya bimbang dan mempertanyakan realitas hidup. Perlu diketahui gaslighting merupakan teknik serigala berbulu domba yang membuat korbannya terkadang tidak sadar. Perlahan tapi pasti, target gaslighting masuk dalam jebakannya. Jelas sekali, hal ini termasuk kekerasan psikologis!

(Ini 9 Tanda Orang yang Manipulatif Alias Si 'Serigala Berbulu Domba')

Contohnya bisa kita lihat dalam film lama berjudul Gaslight (1944) di mana seorang suami memanipulasi istrinya sendiri sehingga istrinya percaya bahwa ia memiliki gangguan jiwa.

Karena itu penting sekali untuk mengenali ciri-ciri gaslighter, jangan sampai kita terjebak dalam perangkapnya! Seperti yang dilansir di psychologytoday.com, berikut 10 ciri-cirinya gaslighter:

1. Kebohongannya terlihat jujur

Aneh bukan? Kita mengetahui bahwa ia berbohong, namun karena kebohongannya itu disampaikan dengan ekspresi yang jujur kita menjadi ragu. Mereka mampu membuat kita meragukan diri kita sendiri.

2. Sekalipun kita memiliki bukti, ia menolak disalahkan

Semua orang tahu bahwa dia melakukan kesalahan, bahkan kita juga memiliki buktinya. Namun ia akan menolak disalahkan dengan segala cara.

Ia akan berusaha meyakinkan kita bahwa ia tidak pernah melakukan kesalahan itu. Sehingga kita sendiri yang akhirnya meragukan tuduhan kita sendiri. Setelah itu secara tidak sadar, kita menerima begitu saja dirinya dengan kesalahannya.