Penulis
Intisari-Online.com - Apakah Anda pernah mendengar tentang resistensi insulin? Jika belum, Anda tidak sendiri. Sebab, menurut dokter hampir semua pasien tidak tahu jawabannya.
Resistensi insulin adalah suatu kondisi hormonal yang menetapkan kondisi seluruh untuk untuk peradangan dan pertumbuhan berlebih, mengganggu kolesterol normal dan lemak metabolisme, dan secara bertahap menghancurkan kemampuan kita untuk memproses karbohidrat.
(Bingung Memilih Seri Zenfone Asus? Simak Panduan Ini!)
Jika tidak segera diatasi, resistensi insulin bisa menempatkan kita pada risiko tinggi terkena penyakit seperti obesitas, penyakit jantung, kanker, diabetes tipe 2, bahkan penyakit Alzheimer.
(Mencegah Alzheimer, Salah Satu Keajaiban Ikan Bagi Tubuh Kita)
Dilansir dari psychologytoday.com, pada otak manusia, cara kerja resistensi insulin berbeda. Otak merupakan salah satu bagian yang menuntutu pasokan konstan glukosa. Kira-kira kita memerlukan 60% glukosa untuk otak.
Jika kita kekurangan glukosa, maka sel-sel otak yang harusnya memberi kita energi akan pergi. Dan membuat kerja otak bermasalah termasuk Hippocampus (pusat memori otak).
Tanpa insulin yang cukup, Hippocampus rentan untuk merekam kenangan baru. Jika dibiarkan maka akan mulai mengerut dan mati. Jika Hippocampus menyusut 10% maka kita mengalami pre-Alzheimer, bagaimana jika 100% mati? Tentu kita tidak bisa mengingat apapun.
Menurut para ilmuan, penyakit. Alzheimer telah mengacu sebagai diabetes tipe 3. Ini Dikarenakan hubungan yang kuat antara resistensi insulin dan penyakit Alzheimer.
(Kenneth Shinozuka, Remaja 15 Tahun yang Menciptakan Sensor Bagi Penderita Alzheimer)
Untuk itu, kita dapat meminimalkan risiko penyakit Alzheimer dengan melakukan tiga langkah berikut ini:
1. Cari tahu bagaimana resistensi insulin kita. Untuk melihatnya kita harus mengikuti serangkaian tes darah sederhana seperti tes glukosa, insulim trigliserida, dan kolesterol.
2. Hindari makanan berkarbohidrat olahan. Seperti bagel, kotak jus, dan granola dipinggir jalan.
3. Gabung asupan karbohidrat dengan nutrisi lain. Ganti sebagian besar karbohodrat dengan lemak sehat dan protein.