Duka Paus Orca yang Bawa Mayat Bayinya Melintasi Laut Ratusan Kilometer Selama 3 Hari

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Seekor paus orca berenang dalam duka selama lebih dari tiga hari di Pacific Northwest sambil membawa anaknya yang mati di hidungnya.

Intisari-Online.com - Seekor paus orca berenang dalam duka selama lebih dari tiga hari di Pacific Northwest sambil membawa anaknya yang mati di hidungnya.

Anak paus itu mati pada Selasa pagi, setengah jam setelah lahir di lepas pantai Victoria, British Columbia oleh seekor paus berusia 20 tahun bernama J35.

Ini adalah anak pertama yang diketahui lahir dari populasi lokal, yang dikenal sebagai paus pembunuh Pacific Northwest, sejak tahun 2015.

Paus itu tidak maumelepaskan anaknya yang sudah mati dari sisinya.

Baca Juga:Gara-gara Dirudapaksa Ayahnya Sendiri, si Anak Tiri Ini pun Hamil Dua Kali

Baca Juga:Gara-gara Dirudapaksa Ayahnya Sendiri, si Anak Tiri Ini pun Hamil Dua Kali

Paus orca telah terbukti memiliki lingkungan sosial yang kompleks, menggunakan komunikasi vokal dan menunjukkan emosi seperti kesedihan.

Ikan paus kadang membawa mayat anaknya yang mati ke permukaan air.

Paus lain juga pernah tertangkap melakukan hal yang serupa di Pacific Northwest selama beberapa jam pada tahun 2010.

Namun, perjalanan menyedihkan J35 yang dimulai di dekat Victoria dan membawanya sekitar 241 km di sekitar kepulauan San Juan dan Vancouver berlanjut untuk waktu yang lama, kata para peneliti.

Baca Juga:Dua Desa Ini Melarang Warganya untuk Saling Jatuh Cinta Apalagi Menikah, Begini Kisah di Baliknya

Hal ini telah menjadi simbol yang sangat menyedihkan untuk seekor paus.

Dia membawa anaknya yang mati dengan hidungnya, kadang membawa dengan menggigit sirip anaknya dan menariknya ke atas.

Anaknya tenggelam karena tidak memiliki cukup lapisan lemak dan turun ke dalam laut.

Kemudian, J35 akan menyelamuntuk mengambilnya dan membawanya kembali ke permukaan.

Baca Juga:Inilah 5 Foto yang Membingungkan: Bisakah Anda Menemukan Hewan-hewan yang Bersembunyi di Dalamnya?

Saat ini, hanya tersisa 75 paus orca. Mengingat jumlah itu, harus ada sekitar sembilan bayi yang lahir setiap tahun.

Namun, tidak ada anak paus orca yang lahir sejak 2015.

Penurunan populasi dan kurangnya bayi paus yang baru sebagian besar dikaitkan dengan mangsa utama, seperti salmon raja atau Chinook yang juga mulai menurun.

Para konservasionis mengatakan bahwa penurunan paus juga karena perkawinan, polusi suara dari lalu lintas kapal, dan limbah kota & industri serta bahan kimia lainnya yang tumpah ke lautan.

Hilangnya anak orca yang baru lahir dari populsi paus pembunuhPacific Northwest yang terancam sekaligus menggarisbawahi apa yang dipertaruhkan para konservasionis yang bekerja untuk melindungi hewan-hewan ikonik agar tidak hilang.

Penderitaan J35 telah menjadi titik kumpul bagi upaya untuk melindungi ikan paus.

Semua orang yang menyaksikan penderitaan J35 hancur karena hal itu sangat dramatis, menyedihkan, sekaligus mengecewakan.

Baca Juga:Motel Ini Dikritik Karena Sembunyikan Suami Peselingkuh dari Istrinya dan Dijadikan Iklan

Artikel Terkait