Penulis
Intisari-Online.com - Gulat adalah salah satu olahraga yang lekat dengan rakyat Mongolia.
Lebih dari sekedar atletis, gulat Mongolia mewujudkan tradisi budaya Mongolia mulai dari zaman Genghis Khan.
Penakluk abad ke-13 itu berhasil mendorong orang-orangnya untuk siap bertempur melalui pelatihan militer.
Lebih jauh ke belakang, lukisan gua telah ditemukan di wilayah Bayankhongor, Mongolia yang berasal dari 7000 SM yang menggambarkan laki-laki bergulat di depan banyak orang.
Baca Juga:Tanpa Rasa Takut, Putri Diana Lewati Ladang Ranjau Aktif, Tujuannya Sangat Mulia
Meskipun inverstasi modern telah banyak masuk di Mongolia, gulat tetap menjadi primadona di negara tersebut.
Kebanyakan pegulat berada di kamp pelatihan, dan dilarang berbicara dengan keluarga atau teman selama berminggu-minggu sebelum festival olaghraga Naadam.
Sesuatu yang unik mengenai pegulat Mongolia adalah tidak ada kategori berat dan waktu yang hampir tidak terbatas untuk kompetisi.
Baca Juga:Hanya dalam 2 Tahun, Harta Bupati Lampung Selatan yang Bertambah Rp11 Miliar, Ini Rinciannya
Peserta yang kurus, gemuk, pendek, tinggi, muda atau tua dapat dipasangkan satu sama lain.
Aturan gulat pun sangat sederhana, orang pertama yang punggung, pantat atau lutut menyentuh tanah berarti kalah.
Memukul lawan, mencongkel, atau mencekiknya adalah larangan.
Baca Juga:Tak Perlu Obat, 6 Cara Ini Bisa Atasi Sakit Kepala dengan Cepat
Seiring perkembangan permainan, pegulat akan mulai mengumpulkan title, peringkat terendah adalah 'falcon of sum' dan yang tertinggi adalah 'giant'.
Pegulat Mongolia melalui latihan yang keras dan cepat dalam teknik-teknik fisik bergulat masih ditambah dengan legenda lama, bahkan seragam gulat dijelaskan melalui cerita rakyat.
Cerita berlanjut bahwa alasan baju tanpa bagian depan adalah bahwa seorang juara yang terampil yang tetap tak terkalahkan di banyak daerah.
Suatu saat para pejuang menemukan bahwa lawan mereka sebenarnya adalah seorang wanita dan sejak saat itu, pegulat harus saling berjuang dengan dada telanjang untuk menghindari kejadian yang serupa.
Baca Juga:Bertambah, Korban Tewas dalam Gempa Lombok Kini Jadi 10 Orang