Find Us On Social Media :

Berkat Yogi Ahmad Erlangga, Pencarian Minyak Bumi Menjadi Lebih Mudah

By Agus Surono, Kamis, 9 Maret 2017 | 09:00 WIB

Yogi Ahmad Erlangga yang berhasil memecahkan persamaan Helmholtz

Intisari-Online.com - Yogi Ahmad Erlangga adalah ilmuwan muda Indonesia yang meraih gelar doktor dari Universitas Teknologi Delft, Belanda pada usia yang terbilang muda, 31 tahun. Lulusan Institut Teknologi Bandung ini sangat mencintai matematika. Di negeri kincir angin itu, dia dinobatkan sebagai doktor matematika terapan.

(Ini penjelasan Yohanes Surya terkait kontroversi PR Matematika kelas II SD di Facebook.

Matematika itulah yang melambungkan Yogi Erlangga ke perusahaan minyak raksasa dunia. Rumus matematika yang dikembangkannya membuat ribuan insinyur minyak bisa bekerja cepat.

Ya, rumus matematika berdasarkan "Persamaan Helmholtz" yang bisa dibuat Yogi menjadi tonggak penting bagi ilmu pengetahuan dan pengembangan teknologi. Hasil temuannya dapat diterapkan dalam sejumlah bidang. Salah satunya untuk mempercepat pencarian sumber-sumber minyak bumi. Ia mampu memecahkan "Persamaan Helmholtz" yang rumit setelah mendalaminya selama empat tahun.

(Alicia Zimmerman, guru matematika yang menggunakan lego untuk mengajarkan matematika.)

Dikutip dari Phys.org, penelitian yang didanai oleh Shell dan SenterNovem ini merupakan penelitian seputar matematika murni. Penelitian yang digagas pria asal Tasikmalaya dan menghabiskan dana hampir Rp6 miliar ini berkutat pada persamaan Helmholtz.

Pemecahan ini penting untuk menafsirkan pengukuran akustik ketika mengamati minyak di perut Bumi. Sebagai informasi, metode yang digunakan perusahaan minyak untuk mengetahui lokasi minyak biasanya memanfaatkan gelombang suara. 

Gelombang suara ditransmisikan ke dalam tanah dan pantulannya dicatat ketika sampai ke permukaan Bumi. Analisis data ini kemudian digunakan sebagai patokan posisi minyak.

(Trik rahasia menguasai Matematika.)

Sebelumnya, pengukuran hanya dilakukan secara dua dimensi. Dengan cara ini, Bumi dipandang sebagai serangkaian lapisan datar. Karena itu, sejumlah perusahaan minyak lebih suka menggunakan metode yang lebih cepat dengan memanfaatkan tiga dimensi. Hanya, kemampuan komputer pada saat itu belum mampu melakukan hal tersebut. Diperlukan kemampuan aritmatika cukup tinggi untuk bisa menyelesaikan persamaan Helmholtz.

ini dalam penelitian untuk meraih gelar doktoralnya berhasil mengembangkan metode penghitungan untuk menyelesaikan persamaan Helmholtz secara lebih cepat. Hasil penelitian itu memungkinkan perusahaan menggunakan perhitungan tiga dimensi untuk memproyeksikan minyak di dalam Bumi.

Hasil penelitian yang diujikan pada Desember 2005 ini juga tak sekadar dapat digunakan untuk pencarian minyak bumi. Alasannya, persamaan Helmholtz sebenarnya dapat digunakan untuk menjelaskan beragam jenis gelombang. Tak hanya gelombang akustik, tetapi juga gelombang elektromagnetik termasuk cahaya yang tampak.