Saat Hiu Paus 'Nyasar' Ke Teluk Jakarta

Ade Sulaeman

Penulis

Hiu Paus, Raksasa yang Misterius

Intisari-Online.com - Minggu (5/3/2017), anak buah kapal kargo yang melintasi kawasan Teluk Jakarta dikagetkan oleh kemunculan hiu paus (Rhincodon typus) atau hiu tutul. Meski hiu paus sering muncul di wilayah perairan Indonesia, namun jarang muncul di Teluk Jakarta. Tahun 1980 hiu paus terdampar di pantai Ancol.

(Misteri jelajah hiu paus.)

Ikan terbesar di bumi ini terekam rutin melintasi Kepulauan Seribu di Jakarta. Salah satunya terekam oleh instruktur selam, Wahyu Suparta, pada Selasa (17/5/2016) pukul 09.00 di gosong Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. ”Seumur-umur menyelam di Kepulauan Seribu, baru kali ini bertemu hiu paus,” ujarnya yang juga anggota polisi hutan reaksi cepat (SPORC) dari Brigade Elang, Jakarta. Saat itu perairan sangat jernih dan perjumpaan dengan hiu paus itu pada kedalaman 10 meter.

Ikan yang dikenal dengan sebutan geger lintang ini memiliki ciri yang khas di punggungnya, yakni tutul-tutul abu-abu putih dengan perut putih. Dua mata yang kecil terletak di ujung depan kepalanya yang datar dan lebar. Hiu ini mengembara di samudra tropis dan lautan yang beriklim hangat serta dapat hidup hingga berusia 70 tahun. Spesies ini dipercaya berasal dari sekitar 60 juta tahun lampau.

(Ketika Menteri Susi berenang bersama hiu paus di Gorontalo.)

Nama “hiu paus” sendiri didasari atas ciri-ciri fisiologinya yang sama dengan jenis hiu pada umumnya, namun dalam hal ukuran dia sebesar paus. Meski menggunakan insang untuk bernafas, hiu paus tidak perlu bergerak terus-menerus untuk bernafas. Dia hanya perlu mengisap air melalui mulutnya untuk kemudian disaring dalam insang.

Berbeda dengan hiu yang dikenal awam, hiu paus adalah pemakan plankton yang merupakan spesies ikan terbesar. Ia biasa makan dengan menyaring air laut menyerupai kebanyakan jenis paus.Mulutnya sangat besar, selebar 1,5 meter. Di dalamnya ada 10 lembaran penyaring dan memiliki 300-350 gigi kecil. Ikan ini juga memiliki lima pasang insang berukuran besar.

(Menyedihkan, beredar foto-foto hiu paus 'ditunggangi' manusia.)

Hiu paus menghuni semua lautan yang bersuhu hangat. Ikan ini diketahui bermigrasi setiap musim semi ke wilayah paparan benua di pesisir Australia barat. Musim berpijah hewan-hewan karang di terumbu karang Ningaloo diketahui telah meningkatkan ketersediaan plankton bagi ikan-ikan besar ini.

Meskipun biasanya hidup menjelajah di tengah samudra luas, secara musiman terlihat adanya kelompok-kelompok hiu paus yang mencari makanan di sekitar pesisir benua, seperti di Australia barat, di Afrika Selatan (pantai selatan dan timur), Belize, Filipina, India, Indonesia, Honduras, Madagaskar, Meksiko, Mozambik, Tanzania, serta Zanzibar. Tidak jarang ikan-ikan ini terlihat memasuki laguna atau mendekati muara sungai.

Kehadiran hiu paus di Indonesia bukan barang langka. Di objek wisata Pantai Duta, Probolinggo, kerap muncul kawanan hiu paus. Hewan ini pun jadi magnet bagi para wisatawan yang datang berlibur ke sana.

Di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, tidak hanya obyek wisata Pantai Bentar yang disinggahi hiu paus yang bermain-main. Di obyek wisata Pantai Duta, Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, kawanan hiu paus berukuran 5-8 meter juga tampak asyik bermain sejak awal Januari 2017.

Seperti yang dikutip detik.com, peneliti Badan Riset SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Dharmadi, yang fokus meneliti hiu dan pari, mengatakan keberadaan hiu paus itu di perairan Teluk Jakarta bukanlah hal yang baru. Dia menduga hal itu disebabkan perairan di Teluk Jakarta saat ini sedang dibanjiri makanan untuk ikan hiu tersebut.

"Teluk Jakarta itu saat ini sedang ada pelimpahan makanan. Jadi lokasi itu menjadi salah satu tujuan migrasi hiu paus tersebut. Saya menduga, keberadaan hiu paus itu karena faktor makanan," kata Dharmadi.

Dharmadi menerangkan habitat asli hiu tersebut sebenarnya di perairan dalam. Namun hiu itu juga sering ke perairan dangkal untuk mencari makanan. Oleh karena itu,jika tidak segera kembali ke perairan dalam, hiu itu bisa terjebak dan terdampar.

"Yang dikhawatirkan pada saat pasang dia mencari makan di perairan Teluk Jakarta. Kemudian, pada saat surut, dia terjebak dan tidak bisa kembali ke perairan dalam. Itu yang sering terjadi," katanya.

Meski dinyatakan sistem reproduksinya ovovivipar (bertelur dan beranak), tidak pernah ada informasi pasti mengenai berapa lama dia mengandung, dimana dia melahirkan, serta berapa jumlah anak yang dikandung dalam satu siklus. Data yang pernah ditemui hanya ketika hiu paus betina yang sedang hamil ditangkap di Taiwan. Saat itu ditemui 300 embrio yang berukuran 48-58 cm.

Jika pola kunjungan ke Kepulauan Seribu bisa ditelusuri, maka kehadiran hiu paus ini akan menjadi atraksi menarik bagi wisatawan.

Artikel Terkait