Penulis
Intisari-Online.com - Beberapa waktu terakhir kita sering mendengar berita terkait hewan melata ini.
Yang terbaru, warga di Desa Puuwanggudu, Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara digegerkan dengan temuan ular piton raksasa sepanjang 7 meter.
Ular ini ditemukan saat dua orang warga sedang memancing ikan di sungai yang berlokasi dekat taman di desa itu.
Ular tersebut lantas dievakuasi warga, “Ular itu ditemukan sudah mau malam. Saat dibawa naik di darat sudah mati mi,” ujar Mita seperti dilansir zonasultra.com via Grid.id, Rabu (18/7/2018).
BACA JUGA:Nomor Sule Diblokir Lina: Ini Cara Mudah Menghubungi Seseorang Meski Kontak WhatsApp Kita Diblokir
Mita mengungkapkan, penemuan ular seperti itu baru pertama kali terjadi di daerah tersebut.
Manusia ditelan ular piton
Sementara itu, kita juga sempat dihebohkan dengan berita seorang perempuan di Provinsi yang sama, Sulawesi Tenggara ditelan ular piton.
Wa Tiba yang bermaksud menengok kebunnya, perempuan asal Kabupaten Muna ini ditelan seekor ular piton sepanjang 8 meter.
Menurut perkiraan, Tiba ditelan ular antara Kamis (14/6/2018) petang hingga Jumat (15/6/2018) subuh. Persis di malam takbiran.
Sekitar pukul 09.30 Wita, warga bernama La Ode Fendi melihat seekor ular raksasa yang perutnya membesar di sekitar kebun.
Benar saja, ternyata perut ular piton besar karena di dalamnya ada tubu Wa Tiba.
Setahun sebelumnya pada Bulan Maret 2017, seorang petani bernama Akbar (25) ditemukan tewas di dalam perut ular piton sepanjang empat meter di Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.
Jasad Akbar ditemukan utuh lengkap dengan pakaian dan sepatu boots yang biasa digunakannya saat berkebun.
Akbar diketahui hilang setelah pamit menuju kebun sawit miliknya di Desa Salubiro pada Minggu (26/3/2017) sekitar pukul 09.00 Wita, untuk memanen sawit. Namun, hingga keesokan harinya, korban tak kunjung pulang.
Warga pun menemukan korban di dalam perut ular setelah menangkap ular piton tersebut di kawasan perkebunan sawit, mereka lantas membedahnya dan menemukan jasad Akbar.
BACA JUGA:Seekor Keledai 'Dipaksa' Menjadi Zebra di Sebuah Kebun Binatang, Caranya Konyol Sekaligus Miris
Perkelahian ular dengan manusia
Lain lagi cerita yang dialami Robet Nababan, warga desa Desa Belimbing, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).
Ya, pada Sabtu (30/9/2017) ia terlibat perkelahian dengan ular piton. Beruntung, dirinya masih selamat.
Insiden itu terjadi ketika ia pulang dari PT. SSK tempat kerjanya dan melihat seekor ular melintas di jalanan yang ia lalui.
Selain Robert ada dua orang lain di sana yang menunggu ular melintas, namun hanya ia saja yang berani mendekati ular tersebut.
Saat itulah, ular tersebut kemudian menyerang dan menggigit lengan kiri Robert. Robert pun bergelut dengan ular tersebut agar lepas dari gigitan.
Dari serangan tersebut, Robert mengalami luka yang cukup parah. Lengan kirinya robek seketika setelah digigit ular berukuran raksasa tersebut.
Diketahu ular yang menyerang Robert panjangnya 7 meter yang oleh warga kemudian dibunuh dan digantung di antara dua pohon.
Ular tersebut juga mengalami luka karena bagian gigi dalamnya hilang.
Kerajaan ular piton di Indonesia
Kasus penemuan ular piton sering terjadi di luar pulau Jawa. Beberapa kalangan meyakini Pulau Sulawesi adalah kerajaan bagi ular piton, lebih-lebih wilayah Sulawesi Barat.
Tiga (Mamuju, Mamuju Utara dan Mamuju Tengah) dari enam kabupaten di sana termasuk “sarang” ular piton terbesar di Indonesia.
Polisi Kehutanan (Polhut) Resort Mamuju, mengungkapkan hampir semua titik wilayah Mamuju Tengah terdapat ular piton atau ular sanca kembang.
Bidang Konserfasi Sumber Daya Alam, Polhut Resort Mamuju, Hardi, kepada TribunSulbar.com setahun yang lalu mengatakan, “Hampir semua wilayah di Mamuju Tenga itu terdapat ular piton atau sanca.”Ia mengungkapkan, daerah Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, merupakan daerah yang paling banyak ular Piton menyebar.
Tak lain dan tak bukan menyebarnya ular piton di wilayah tersebut dikarenakan habitatnya terganggu.