Find Us On Social Media :

Cerita Sebuah Pesan yang Berhasil Memaksa Amerika Serikat Terlibat dalam Perang Dunia II

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 25 Februari 2017 | 17:04 WIB

Kisah telegram yang memaksa Amerika Serikat terlibat Perang Dunia II

Intisari-Online.com - Amerika Serikat memutuskan tetap netral ketika perang Eropa dideklarasikan … hingga sebuah surat sukses memaksanya. Agak kompleks memang, tapi yang jelas, ini melibatkan Jepang, Inggris, rencana invasi Meksiko, dan kecerobohan seorang diplomat Jerman.

Setelah aneksasi AS terhadap New Mexico, Texas, dan Arizona, hubungan AS-Meksiko tidak pernah baik. Pada 1914, sebagian kecil pasukan AS ditempatkan di sepanjang perbatasan dua negara itu. Warga Amerika melihat, ancaman Meksiko lebih menyeramkan dibanding Jerman.

Inggris dan Prancis ingin Amerika berada di blok mereka, sementara Jerman berharap Negeri Paman Sam itu tetap netral. Tapi nyatanya Jerman terus memprovokasi Amerika.

Marah dengan blokade Angkatan Laut Inggris, Jerman menenggelamkan kapal-kapal yang di perairan sekutu—termasuk kapal-kapal milik negara netral seperti AS.

Presiden AS Woodrow Wilson sejatinya tak punya ambisi untuk ikut berperang, begitu juga sebagian besar warganya. Sepertinya mereka trauma dengan Perang Dunia I yang mereka sebut sebagai “masalah” Eropa. Dan penenggelaman itu nyatanya gagal membuat Wilson tak bergeming.

Setahun kemudian, U-boat Jerman menenggelamkan RMS Lusitania—dan telah menewaskan 1.153 orang termasuk 114 warga Amerika. Kejadian ini sempat memancing emosi warga AS dan mereka menuntut pemerintah untuk menuntut balas, tapi Wilson masih bergeming. Menyadari mereka sudah terlalu jauh, Jerman menempuh cara baru: mengeksploitasi ketegangan AS-Meksiko.

Untuk memuluskan rencana itu, Arthur Zimmerman, Menteri Luar Negeri Kekaisaran Jerman, mengirim kode telegram pada 16 Januari 1917. Penerimanya adalah Heinrich von Eckardt, duta Jerman di Meksiko—tapi itu bukan perkara mudah.

Pada awal Perang Dunia I, Inggris telah memotong kabel internasional Jerman, mencegah mereka melakukan komunikasi transatlantik secara langsung. Dalam upaya untuk menengahi perdamaian, Wilson memperbolehkan penggunaan secara terbatas kepada Jerman, asal untuk urusan perdamaian dan dikirim dengan tidak menggunakan kode.

Kabel itu sejatinya menghubungkan Kedubes AS di Denmark, melewati stasiun relay di Inggris, dan terakhir Washington. Pada titik inilah Inggris memata-matai keduanya, baik Jerman dan Amerika.

Untuk beberapa alasan, Kedubes AS di Denmark memperbolehkan Zimmerman mengirimkan pesan dengan kode untuk duta besar Jerman di Washington. Dari Washington, pesan itu lalu diteruskan kepada Dubes Jerman di Meksiko, Heinrich von Eckardt. Namun, von Eckardt bukan orang pertama yang membacanya.

Inggrislah yang melakukannya.

Departemen Angkata Laut mereka berhasil memperoleh kode itu dari Rusia dan berhasil membaca pesan itu. Pada intinya, pesan itu berisi penawaran Jerman kepada Meksiko soal bantuan keuangan; dukungan militer untuk merebut kembali Texas, New Mexico, dan Arizona; dan meminta Meksiko untuk menengahi kesepakatan antara Jerman dan Jepang melawan Amerika.

Inggris sangat gembira. Tenggelamnya Lusitania mungkin tak mengusik Wilson, tapi telegram Zimmerman pasti bisa.

Tapi itu pun bukan perkara yang mudah. Jika Inggris langsung mengatakannya ke Amerika, Amerika tidak akan percaya—lebih-lebih jika tahu bahwa Inggris telah memata-matainya. Lebih dari itu, Jerman juga akan tahu bahwa kode mereka telah dipecahkan; dan Inggris tak melakukan itu.

Nigel de Grey, orang yang ditugasi memecahkan kode-kode itu, memutuskan untuk menahannya. Sementara itu, Jerman telah meminta maaf kepada Amerika dan bersumpah tidak akan lagi menarget kapal-kapal Amerika, namun de Grey menduga bahwa Jerman tidak akan menepati janjinya itu.

Dan dugaan de Grey benar.

Pada 1 Februari, Jerman mengumumkan akan mengoperasikan kembali kapal selam perangnya mengawasi kapal-kapal yang ada di perairan Sekutu. Dua hari kemudian, Amerika merespon dengan memutuskan hubungan diplomatik dengan Jerman. Tapi, Wilson masih menolak terlibat dalam peperangan.

Untuk meneruskan pesan dari Washington ke Meksiko, Dubes Jerman untuk AS menggunakan Western Union. Ada cerita di sini: kabarnya mata-mata Inggris menyuap karyawan Western Union untuk menyalin teks yang ia terima itu.

Edward Bell, Sekretaris Kedubes AS di Inggris, menjadi orang pertama yang membaca salinan itu pada 19 Februari. Empat hari kemudian pesan itu sampai di meja Wilson.

Di sisi lain, Meksiko meragukan kesanggupan Jerman membantu mereka, mengingat mereka sedang berperang. Selain itu, pihak Meksiko juga merasa “tidak layak” untuk merebut kembali wilayah yang telah dianeksasi AS itu, mengingat sebagian warga wilayah itu sangat anti-Meksiko, sehingga akan sulit untuk berintegrasi dengan masyarakat Meksiko umumnya.

Meksiko juga memikirkan tentang bagaimana negara-negara Amerika Latin lainnya akan bereaksi, yang sebagian besarnya menjual barang-barangnya ke Amerika. Sementara Jepang, negara ini telah membeli sebagian besar bahan bakunya dari Amerika, dan mereka pun bilang “tidak”.

Pada 28 Februari sebuah koran Amerika menerbitkan cerita Zimmerman, dan sukses membuat publik Amerika marah. Sekarang mereka ingin perang; lebih-lebih karena Jerman telah menenggelamkan dua kapal dagang milik Amerika Serikat.

Pada sebuah konferensi pers tanggal 3 Maret, Zimmerman mendapatkan pertanyaan apakah benar ia mengirim telegram itu. “Aku tidak bisa menyangkalnya. Itu benar,” ujar Zimmerman.

Dan akhirnya, setelah meminta Kongres untuk mengumumkan peperangan melawan Kekaisaran Jerman. Deklarasi itu muncul pada 6 April, 82 anggota mendukung, sementara 6 anggota menentang.