Find Us On Social Media :

Waspadalah, Olahraga Terlalu Berat Malah Bikin Libido Anjlok

By Agus Surono, Jumat, 24 Februari 2017 | 06:00 WIB

Olahraga terlalu keras malah menurunkan libido.

Intisari-Online.com - Olahraga kini seakan menjadi gaya hidup. Kini makin banyak orang yang melakukan olahraga di sela-sela kesibukan pekerjaannya. Ada yang bersepeda, lari, atau futsal. Namun, beberapa melakukan dengan dosis yang berlebih.

(Cara menakar olahraga kita.)

Olahraga memang dapat membentuk tubuh kita menjadi bagus. Kalau pun tidak atletis, setidaknya gelambir-gelambir di seputar perut tidak mencolok mata. Namun, olahraga ternyata juga mempengaruhi kehidupan cinta kita.

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di AS menunjukkan bahwa pria yang melakukan olahraga berlebihan memiliki libido lebih rendah daripada mereka yang melakukan latihan ringan. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan berdebat soal apakah olahraga memiliki pengaruh terhadap hasrat seksual dan reproduksi manusia.

(Lima manfaat olahraga yang jarang diketahui orang.)

Penelitian ini memiliki nilai plus karena inilah penelitian yang diklaim pertama kali yang secara ilmiah menguji hubungan antara olahraga yang dilakukan laki-laki dan kehidupan seks mereka. Soalnya, penelitian sebelum-sebelumnya fokus pada wanita. Hasilnya, banyak atlet wanita, seperti pelari maraton, mengalami disfungsi menstruasi - perdarahan uterus abnormal – akibat latihan intensif mereka.

Namun, penelitian ini hanya menguji soal perubahan hormon dikaitkan dengan perilaku berolahraga. Tidak mengaitkan dengan perubahan emosi dan perilaku seksual yang sulit diukur. Penelitian ini dilakukan di University of North Carolina di Chapel Hill, AS.

(Benarkah olahraga tak membantu menurunkan berat badan?)

Peneliti bertanya kepada responden yan berjumlah 1.100 pria dewasa yang aktif secara fisik. Sebagian besar atlet berpengalaman yang selama bertahun-tahun ikut dalam pelatihan dan pertandingan.

Kepada responden ditanyakan soal seberapa sering mereka berpikir soal seks dan melakukan hubungan seks; kebiasaan mereka berolahraga, khsuusnya dalam frekuensi dan intensitas mereka berolah raga setiap minggunya; serta soal kesehatan mereka secara umum dan sejarah rekam medisnya.

Nah, berdasarkan tanggapan yang masuk, para peneliti membagi mereka ke dalam kelompok berdasarkan frekuensi dan intensitas olahraga mereka. Dalam soal frekuensi berolahraga per minggunya ada yang sedikit, sedang, dan banyak. Sementara dari intensitasnya ada ringan, sedang, atau sangat intens.

Mereka juga dikategorikan berdasarkan jawaban mereka soal kehidupan seksual ke dalam kelompok libido tinggi, sedang, dan rendah. Terakhir, para ilmuwan membandingkan kebiasaan olahraga mereka dengan minat dan keterlibatan mereka dalam seks.