Find Us On Social Media :

Setelah Mengejutkan 2 Pemancing di Sulawesi Tenggara, Nasib Ular Piton Sepanjang 8 Meter Ini Berujung Tragis

By Intisari Online, Senin, 23 Juli 2018 | 15:00 WIB

Intisari-Online.com - Pulau Sulawesi begitu terkenal dengan ular pitonnya, termasuk di Sulawesi Tenggara.

Setelah heboh ular piton tujuh meter memangsa wanita Watiba (54) pertengahan Juni kemarin, kini dua pemanjing dikejutkan dengan kemunculkan ular superpanjang ini.

Kali ini bahkan lebih panjang.

Dua orang warga Kelurahan Puuwanggudu, Kecamatan Asera, Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), itu menemukan ular piton pada Selasa (18/07) petang.

Ular itu mereka temukan saat sedang ke sungai Wawanggo, guna menangkap ikan.

Seorang warga Puuwanggudu bernama Mita mengatakan, reptil mematikan itu ditemukan saat mencari ikan di perairan sungai Wawanggo.

Baca juga: Ada-ada Saja, Gara-gara Memangsa Boneka Sapi Ular Piton Ini Harus Dioperasi

Saat fokus mencari ikan dua warga yang akrab disapa Into dan Ajis ini kaget saat melihat sosok ular besar naik di permukaan air.

Kedua warga itu kemudian melumpuhkan ular ini dengan menggunakan parang. Saat ini, bangkai ular tersebut sudah dievakuasi warga.

“Ular itu ditemukan sudah mau malam. Saat dibawa naik di darat sudah mati mi,” ujar Mita, dilaporkan Tribun Bangka.

Dirinya mengungkapkan, peristiwa tersebut baru pertama kali terjadi di wilayah itu.

Penangkapan ular ini disiarkan langsung akun Facebook bernama Asdiana As.

Ular yang terlihat sudah mati itu ditarik ke daratan oleh sejumlah warga menggunakan tali yang menjerat bagian kepalanya.

Sementara itu, pengguna akun Facebook Widia Agil Labuku juga mengunggah sejumlah foto penangkapan ular ini.

Foto diunggah pada hari yang sama dengan video yang diunggah sebelumnya.

Terlihat dalam foto, beberapa warga berpose bersama ular yang sudah tak bernyawa yang kemudian dililitkan pada sebatang kayu.

Baca juga: Berusia 99 Juta Tahun, Beginilah Wujud Fosil Nenek Moyang Ular Modern

Pakar herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy mengatakan, ular sanca batik memiliki nama latin Phyton reticulatus.

Menurut Amir, masyarakat di Indonesia dan Malaysia sering menggunakan kata sanca untuk menyebut ular jenis piton tersebut.

“Ular yang memangsa seorang perempuan di Sulawesi beberapa waktu lalu merupakan jenis sanca batik," kata Amir saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/6).

Amir menjelaskan, panjang ular sanca batik dapat mencapai 10 meter dan menjadi yang terpanjang di dunia.

Ukuran ini melebihi panjang ular Anaconda dari sungai Amazon.

“Ular piton di daerah Sulawesi memang bisa sangat besar dan panjang karena menjadi predator tertinggi di dalam rantai makanan. Mangsanya juga mamalia besar seperti babi hutan. Hal ini membuat ukuran piton di Sulawesi berbeda dengan piton di Sumatera, karena masih ada predator lainnya seperti harimau,” jelas Amir.

“Apabila di penangkaran panjang ular piton bisa mencapai 10 meter, kalau di alam liar panjangnya mencapai 7 meter,” tambah Kepala Laboratorium Herpetologi Puslit Biologi LIPI tersebut.

Konflik piton dan manusia

Konflik piton dan manusia sudah sering terjadi di Sulewasi. Untuk mengantisipasi peristiwa tersebut terulang, Amir menghimbau masyarakat untuk mengajak anjing saat pergi ke kebun.

“Lokasi kebun milik perempuan tersebut dekat dengan hutan dan saat itu sudah malam sehingga korban tidak mengetahui keberadaan ular. Anjing akan membantu apabila ada ancaman dari hewan liar di sekitar manusia,” kata Amir.

Selain itu, masyarakat juga harus memahami bahwa piton di wilayah Sulawesi merupakan predator tertinggi dalam rantai makanan.

Sangat penting bagi masyarakat untuk turut menjaga kelestarian alam hutan agar ular tidak mencari mangsa lainnya.

Baca juga: Berkat Operasi Penerjunan Malam Hari, Pasukan Kostrad Berhasil Cegah Pembantaian Massal dalam Konflik Timor Timur

"Ular piton berukuran besar biasanya memangsa babi hutan dan mamalia-mamalia besar lainnya. Piton juga mengendalikan populasi babi hutan agar tidak meresahkan masyarakat. Untuk itu, perburuan liar babi hutan akan menganggu rantai makanan dan memaksa ular mencari mangsa yang lain," terangnya.

Menurut Amir, piton merupakan jenis ular yang memiliki kemampuan adaptasi mumpuni.

"Selain berukuran panjang dan besar, kemampuan adaptasi ular ini sangat baik. Ular ini bisa bertahan hidup di tengah perkotaan dan memangsa hewan-hewan kecil seperti tikus atau ayam," katanya.

"Biasanya ular hanya bisa diam untuk mencerna makananya dan butuh waktu sekitar 1 sampai 2 minggu, tergantung besar kecil mangsanya. Asam lambung di perut ular, kadar asamnya sangat kuat untuk mengurai makanan," katanya.

Sementara itu, jumlah populasi ular sanca batik di Indonesia masih terjaga, namun ada tiga jenis lainnya yang terancam punah.

“Ada tiga jenis piton yang statusnya hewan dilindungi, yaitu Python morulus atau Sanca Bodo yang ada di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat, Condropyhton viridis atau sanca Hijau yang ada di Papua dan Pyhton timorensis atau Sanca Timur yang ada di Nusa Tenggara Timur dan Pulau Timor,” paparnya. (Iwan Satriawan)

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Piton Raksasa Berukuran 8 Meter Kejutkan Pemancing, Begini Nasib Sang Ular.