Foto Penembakan Dubes Rusia untuk Turki Jadi Juara "World Press Photo Award 2017"

Moh Habib Asyhad

Penulis

Penembakan dubes Rusia untuk Turki

Intisari-Online.com - Masih ingat dengan foto penembakan dubes Rusia untuk Turki Desember tahun lalu? Senin kemarin (13/2) foto jepretan jurufoto AP Burhan Ozbilici itu dinobatkan sebagai juara kompetisi “World Press Photo Award 2017”.

Dalam foto itu terlihat pelaku pembunuhan Duta Besar Rusia untuk Turki Andrei Karlov berdiri menggenggam pistol di dekat tubuh Karlov yang terkapar. Pria bersenjata itu terlihat mengenakan setelan jas dan dasi, berdiri dengan pistol di tangan kanan dan tangan kiri diangkat ke atas.

(Dubes Rusia Ditembak Menggunakan Canik TP9, Pistol Pasukan Khusus Turki)

Jari telujuk pelaku mengarah ke atas. Sementara, mulutnya terbuka lebar saat dia berteriak menumpahkan kemarahannya. Tubuh Dubes Karlov terkapar di lantai dekat kaki Altintas. Sementara itu, rangkaian foto dari peristiwa yang sama yang diberi judul “An Assassination in Turkey” juga memenangi kategori “the Spot News - Stories category”.

Rangkaian foto itu mengabadikan momen sebelum dan sesudah polisi Mevlut Mert Altintas menarik pistol dan menembak Karlov, dalam pembukaan pameran foto di Ankara, 19 Desember lalu.

Ozbilici mengaku intuisi profesional yang mendorong dia mengambil foto-foto itu, ketimbang ikut terkejut dengan kejadian di depan wajahnya.

“Saat itu luar biasa panas, seperti ada air mendidih di atas kepala saya, lalu kemudian menjadi sangat dingin, dingin,” ungkap Ozbilici dalam sebuah wawancara, seperti dilansir dari Kompas.com. “Namun di saat yang bersamaan saya menyadari, bahwa ini adalah sejarah besar, insiden yang sangat-sangat penting.”

Ozbilici menyisihkan 80.408 foto yang ada dari 5.034 jurufoto di 125 negara. Di ajang ini, dewan juri menganugerahi penghargaan dalam delapan kategori, untuk 45 jurufoto dari 25 negara. Salah satu dewan juri Stuart Franklin menyebut karya Ozbilici luar biasa dalam kategori foto berita.

Foto itu pun menjadi bagian dari serangkaian foto yang kuat dalam dokumentasi sebuah aksi pembunuhan. “Saya rasa dia sangat berani dan memiliki ketenangan yang luar biasa di tengah-tengah keributan itu,” kata Franklin.

Artikel Terkait