Find Us On Social Media :

Bahagianya Daniel yang Tinggal di Perbatasan Indonesia-Timor Leste, Akhirnya Listrik Datang Juga

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 9 Februari 2017 | 20:20 WIB

Hati-Hati! 5 Bahaya Listrik di Rumah yang Sering Tak Kita Sadari

Intisari-Online.com - Daniel Bria tidak bisa menutup kebahagiaannya. Setelah berpuluh tahun hidup dalam kegelapan saat malam tiba, laki-laki 53 tahun ini akhirnya bisa merasakan terangnya aliran listrik. Benar, listrik baru saja mengaliri Desa Duakoran, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, NTT. Desa ini terletak di perbatasan Indonesia-Timor Leste.

(Inilah Biaya yang Harus Dikeluarkan Warga Perbatasan Indonesia-Malaysia untuk Mengurus KTP)

Daniel, yang seorang guru di SD Wehedan—salah satu kampung di Desa Duakoran—berharap, adanya aliran listrik bisa memperlancar proses belajar-mengajar murid-muridnya.

Kebahagiaan juga dirasakan oleh Olandino Lau. Laki-laki yang setiap harinya bekerja sebagai petani ini begitu gembira ketika tahu listrik menyala di kampungnya untuk pertama kalinya. Ayah dua anak ini senang, karena dengan adanya terang listrik pada malam hari, istrinya sudah bisa menenun malam hari dan bisa bekerja memecah biji kemiri.

Dilaporkan Kompas.com, penyalaan listrik perdana di Desa Duakoran diresmikan oleh Wakil Bupati Belu, JT Ose Luan, dan disaksikan General Manager PLN NTT, Richard Safkaur, Manajer PLN Area Kupang, Elpis Sinambela, Camat Raimanuk, Marius F Loe dan Kepala Desa Duakoran, Edmundus Ulu, Rabu (8/2).

Penyalaan ditandai dengan Wakil Bupati Luan memasukan angka token listrik perdana pada pelanggan Kapela (gereja katolik kecil) Wehedan, di Kampung Wehedan, Desa Duakoran. Kapela Wehedan sekaligus dimanfaatkan sebagai lokasi acara peresmian. Jumlah pelanggan awal sebanyak 125 rumah.

Dalam sambutannya Wakil Bupati Belu, JT Ose Luan, menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo, yang melalui PLN telah menyediakan listrik bagi warga desa di Kabupaten Belu, khususnya warga di Desa Duakoran.

Kepada warga desa, Ose Luan meminta warga menggunakan fasilitas listrik untuk memajukan dan meningkatkan banyak hal yang lebih produktif. Misalnya, ibu-ibu bisa menenun pada malam hari dan anak-anak belajar lebih baik, lebih berprestasi.

“Saya ini produk belajar pakai lampu ti'oek (lampu teplok), karena itu saya harap adanya listrik akan membuat anak-anak lebih berprestasi,” kata Ose Luan.

General Manager PLN Wilayah NTT, Richard Safkaur, dalam sambutannya, mengatakan PLN melaksanakan tugas pemerintah melayani kebutuhan listrik masyarakat di desa-desa perbatasan negara, sebagai wilayah terdepan.

Sebagai informasi, Desa Duakoran, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, merupakan wilayah terdepan Indonesia yang berbatasan dengan negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Safkaur juga menegaskan tekad PLN NTT melistriki semua desa yang belum berlistrik di NTT sebanyak 1.182 desa dalam waktu satu tahun. Khusus di Belu masih ada lima desa yang belum berlistrik.

“Namun kami membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan masyarakat, untuk mengizinkan lahan tempat mendirikan tiang listrik, dan mengizinkan pohon ditebang untuk dilewati kabel listrik. Dukungan pemda berkaitan dengan perizinan melewati kawasan hutan,” ujarnya.

Seperti halnya Daniel dan Olandino, ke depan, semoga penduduk yang berada di wilayah terdepan Republik ini bisa merasakan kebahagiaan yang sama seperti mereka.