Penulis
Intisari-Online.com- Beberapa wanita di kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh selatan berusaha membuat lingkungan itu layaknya kampung halaman dulu.
Yakni dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang dulu dilakukan, termasuk memakai riasan kuning tradisional.
Digunakan di tempat lain di Asia sebagai obat, pasta kuning yang disebut thanaka itu juga digunakan oleh gadis-gadis Muslim Rohingya.
Pasta ini dibuat dari kulit pohon thanaka, yang tumbuh di iklim kering Myanmar tengah.
Baca Juga:Coba Saingi Indonesia, Malaysia Bikin Senapan Sendiri Tapi malah Jadi Olok-olokan Dunia
Kulit kayu dijual di kamp-kamp dan digiling oleh para wanita dan gadis-gadis menjadi pasta seperti susu.
Mereka menggilingnya menggunakan batu yang disebut pyin kyauk.
Baca Juga:Cara Paling Efektif Agar Tidak Mati Karena Digigit Ular Berbisa Saat Sendirian
Dengan memakai riasan ini, mereka seperti mempertahankan sepotong budaya mereka di dalam kamp-kamp pengungsian.
Selama beberapa tahun terakhir, banyak dari anak-anak ini yang melarikan diri dari penumpasan militer di desa-desa mereka.
PBB memperkirakan lebih dari 800.000 orang Rohingya telah meninggalkan Myanmar.
Ini disebabkan ketegangan konflik antara Muslim dan Budha di negara Rakhine, Myanmar, negara tetangga Bangladesh.
Baca Juga:Kisah Son Heung-Min, Pemain 'Termahal' Asia yang Tidak Menyukai Cristiano Ronaldo
Mereka melarikan diri ke kamp-kamp di Bangladesh untuk menghindari penyiksaan dan kematian di tangan tentara Myanmar.
Para wanita yang merias wajahnya menggunakan thanaka itu mengatakan kepada Reuters bahwa riasan dapat melindungi kulit mereka dari paparan sinar matahari yang menyengat.
Tak hanya itu, ia juga berfungsi sebagai pengusir serangga yang dapat menggigit di kamp-kamp.
Lebih jauh, thanaka juga dipercaya dapat menjaga kulit tetap dingin dan mencegah jerawat.