Penulis
Intisari-Online.com - Perempuan yang diduga menjadi mata-mata Rusia dihadirkan dalam sidang di Amerika Serikat (AS).
Dilansir Sky News Rabu (18/7/2018), Maria Butina mengenakan baju tahanan oranye, dan tak menunjukkan ekspresi sedikit pun di sidang pendahuluan.
Badan Intelijen Federal (FBI) dalam laporannya menyatakan, Butina dituding melakukan kontak dengan perwira intelijen Rusia.
Perempuan 29 tahun itu juga berhubungan dengan taipan kaya Rusia yang mendanainya untuk pergi ke Negeri "Paman Sam".
Di persidangan, Butina dikatakan menawarkan seks untuk bisa menyusup dan mendapatkan jabatan di organisasi penting AS.
Salah satunya adalah Asosiasi Senjata Nasional (NRA) yang merupakan pendukung utama dari Partai Republik.
Jaksa penuntut kemudian melampirkan foto yang memperlihatkan Butina berbicara dengan pria yang diduga perwira intelijen Rusia di restoran Washington.
Jaksa meminta hakim agar tidak melampirkan nominal jaminan karena ada kemungkinan Butina kabur jika dia dibebaskan.
"Butina tidak boleh kabur karena dia punya kunci dengan perwira intelijen Rusia," kata jaksa dalam pernyataannya.
Pengacara Butina, Robert Driscoll, menyatakan tidak setuju jika dia tetap ditahan tanpa menerima jaminan.
"Tidak ada ketentuan bahwa klien saya harus tetap berada dalam tahanan sebelum persidangan utama digelar," kata Driscoll.
Kasus Butina sampai ke Kremlin melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova yang menyatakan AS terus membuat kisah sensasional.
"Mereka terus menabuh histeria Russophobic dengan menyatakan Butina adalah salah satu agen rahasia kami," bebernya.
Jika AS begitu mengkhawatirkan status Butina benar-benar agen rahasia Rusia, seharusnya mereka bisa meminta bantuan Moskwa.
"Konsulat kami bakal mencari cara untuk mendapatkan akses ke Butina," tukas Zakharova kembali.
Jika terbukti melakukan konspirasi, Butina yang disebut mahasiswi jurusan Hubungan Internasional bakal lima tahun mendekam di penjara.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terduga Mata-mata Rusia Tawarkan Seks demi Masuk Organisasi Penting AS"