Find Us On Social Media :

[Cerita Kriminal] Jangan Coba-coba Jadi Playboy Jika Tak Ingin Nasibmu Seperti Rick Williams yang Mengenaskan!

By Intisari Online, Senin, 16 Juli 2018 | 20:15 WIB

Karena itu keduanya tetap melakukan kontak lewat telepon. Pada 13 Maret 1986 istri Williams muncul di kantor polisi distrik di Praire Avenue.

Ia kelihatan bingung. Kepada polisi jaga ia menjelaskan kalau dirinya sudah berulang kali menelepon suaminya pada sore hari sebelumnya, karena ada persoalan pribadi yang penting untuk dibicarakan.

Rumah dan tempat kerjanya—perushaan yang memasarkan kavling makam—sudah coba ia hubungi, tetapi suaminya tidak juga ditemukan.

Jawaban dari seorang rekan kerja Williams terdengar tidak menyenangkan: Williams tidak muncul di tempat kerja dalam dua hari terakhir, dan tidak menelepon untuk memberi tahu alasan ketidakhadirannya.

Karena itu istri Williams pergi ke apartemen suaminya malam itu, dengan harapan akan menemukannya di sana. Namun, seperti diutarakannya kepada polisi, ketukannya tidak bersambut. Tak ada yang membukan pintu.

Serbuk putih

Seorang polisi kemudian menelepon ke tempat kerja Williams untuk memastikan soal ketidakhadiran pria yang tak ketahuan keberadaannya itu.

Terdorong oleh permohonan istrinya yang merasa khawatir, polisi yang bertugas menyuruh seorang polisi yang tidak tahu masalahnya untuk menemani wanita itu kembali ke apartemen Williams.

Petugas polisi dan istri Williams mengemukakan alasan kedatangan mereka kepada pengawas apartemen, yang akhirnya setuju untuk membuka pintu apartemen Williams.

Mereka memang menemukan Williams di dalamnya, tapi tubuhnya sudah terbujur kaku. Williams tewas.

Tiga pasang mata segera terarah pada selangkangan korban yang setengah telanjang. Celana panjang berikut celana dalamnya melorot, dan tampak alat kelaminnya ... terpotong.

Polisi itu segera memerintahkan kedua orang itu keluar, sementara ia mengamankan tempat itu.