Find Us On Social Media :

Tenggelamnya Atlantis, 'Surga yang Hilang' dengan Hukum Tertulis yang Sempurna

By Intisari Online, Minggu, 15 Juli 2018 | 12:49 WIB

Intisari-Online.com - Spanyol hingga Italia, ada dalam genggaman kekuasaan suatu bangsa adidaya, bernama Atlantis.

Paling tidak, itu kesimpulan beberapa buku yang khusus membahas tentang Atlantis.

Betulkah benua Atlantis pernah ada, atau hanya cerita rekaan? Jika ada, di mana letaknya dalam peta bumi?

Mengapa ia tenggelam? Adakah sisa peradaban bangsa Atlantis dan reruntuhan kejayaannya?

Filsuf Yunani, Plato (427 -348 SM), dalam buku Critias, menguraikan secara rinci mengenai sebuah benua (baca: pulau) yang pernah ada dan ia namakan Atlantis.

Critias merupakan salah satu dari trilogi buku Plato, Hermocrates dan Timaeus.

Perkataan Atlantis dan cerita di dalamnya keluar dari raulut Critias.

Plato menuliskan deskripsi hasil percakapan segi empat antara Critias, Timaeus, Hermocrates, dan Socrates.

Deskripsi rini benua Atlantis berasal dari penjelasan Critias atas pertanyaan Hermocrates tentang agama dan cara berdoa para dewa-dewi.

"Baik, akan aku kemukakan argumen yang pernah diceritakan Solon kepada mendiang kakekku," kata Critias.

Solon (meninggal pada 558 SM) konon memperoleh dokumen dan informasi lengkap tentang Atlantis dari seorang agamawan Mesir.

Solon berkawan dekat dengan kakek Critias.

Mendiang kakek Critias atas keterangan Solon selanjutnya bercerita, pada 9.000 tahun SM terjadi perang hebat antara orang-orang yang bermukim di suatu tempat bernama Pilar Heracles (kini Selat Gibraltar) dan orang-orang di luarPilar Heracles.