Find Us On Social Media :

Tambang Freeport: Sebuah Ironi Perampasan Gunung Suci Milik Suku Amungme

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 14 Juli 2018 | 18:15 WIB

Intisari-Online.com - Kontak pertama Bumi Papua dengan orang asing terjadi pada tahun 1912 selama Ekspedisi Eropa pertama.

Selanjutnya dalam Ekspedisi Cartensz, pada 1936, seorang ahli geologi Dozy menemukan gunung setinggi 3600 meter.

Dia memperkirakan bahwa gunung ini mungkin berisi endapan bijih tembaga terbesar yang pernah ditemukan.

Kemudian pada tahun 1954, suku Amungme dipanggil untuk pindah ke Akimuga, daerah di sepanjang pantai, oleh Franciscan Michael Cammerer dan Mozes Kilangin, ketua suku.

Baca Juga: Insiden Bendera Zohri: Meski Mirip, Ada Perbedaan Antara Bendera Indonesia, Monako, dan Polandia yang Dibalik, Lo!

Alasannya adalah pertumbuhan iman Katolik dan akses yang sulit untuk melayani masyarakat di wilayah suku Amunme.

Kemudian tanpa diketahui suku Amungme, pada April 1967, ternyata pemerintah Indonesia menandatangani Kontrak Karya eksplorasi konsentrat tembaga di Nemangkawi atau Grasberg, untuk 30 tahun (1967-1997).

Ini adalah penghinaan bahwa gunung-gunung mereka bersama dengan roh nenek moyang mereka sedang digali.

Upaya demontrasi pun sering dilakukan, namun setiap yang melawan akan dianggap sebagai separatis dan dikaitkan dengan OPM (Organisasi Papua Merdeka).

Baca Juga: Inilah Daftar Rezeki Nomplok yang Sudah Menanti Zohri Setelah Jadi Juara Dunia Lari

Banyak penangkapan dan beberapa orang harus meregang nyawa akibat konflik ini.

Bahkan suami Mama Yosepha, seorang demonstran, dibotaki dengan tangan dibungkus kain merah untuk dibunuh.

Sedangkan Mama Yosepha sendiri setidaknya 18 kali keluar masuk tahanan.