Find Us On Social Media :

Perawat di Jepang Ini Tega Membunuh 20 Pasiennya Secara Berkala Hanya karena Ia Tak Mau Repot

By Masrurroh Ummu Kulsum, Sabtu, 14 Juli 2018 | 17:15 WIB

Intisari-Online.com - Seorang perawat asal Jepang mengaku telah membunuh setidaknya 20 pasiennya secara terjadwal.

Ayumi Kuboki (31), ditangkap atas kematian yang mencurigakan dari seorang pasien berumur 88 tahun yang Ia rawat.

Dalam darah pasien tersebut ditemukan racun dengan konsentrasi antiseptik yang tinggi.

Polisi mengatakan, perawat mengaku tidak hanya meracuni Sozo Nishikawa (88) tetapi juga banyak pasien lainnya sejak musim gugur tahun 2016 lalu yang Ia bunuh.

BACA JUGA:Memilih untuk Dirawat di Rumah, Bayi Berwajah Dua dari Batam Ini Kerap Alami Sesak Nafas

"Saya juga memberikan antiseptik dengan pasien lain," kata Ms Kuboki seperti dikutip oleh surat kabar Asahi Shimbun.

"Saya melakukan itu kepada sekitar 20 pasien," katanya mengakui.

Selama pemeriksaan, Kuboki dilaporkan mengatakan kepada polisi bila ia hanya akan membunuh pasien sakit parah, yang diyakininya akan meninggal saat ia jaga shift.

Hal ini yang kemudian membuatnya meracuni pasien dan menjadwalkan kematian pasien agar tak meninggal saat dirinya bertugas, yang nantinya akan merepotkannya.

Di rumah sakit tersebut, perawat yang berjaga bertanggung jawab membuat laporan tentang kematian pasien secara rinci dan melapor pada anggota keluarga yang ditinggalkan, sehingga Kuboki merasa repot jika ada yang meninggal ketika Ia berjaga.

"Akan merepotkan jika tanggung jawab itu jatuh pada saya," kata Kuboki kepada polisi.

Dalam kasus Nishikawa, polisi percaya racun itu diberikan antara jam 3 sore dan 4.55 sore, sementara Kuboki sedang mempersiapkan untuk memulai shiftnya.

Kondisinya memburuk dengan cepat dan pasien dikonfirmasi meninggal pada pukul 19.00, di mana saat itu perawat shift siang hari masih berada di dalam gedung dan harus menjadi orang yang memberitahu keluarga.

Dua hari setelah kematian Nishikawa, seorang laki-laki bernama Nobuo Yamaki yang berada di bangsal yang sama juga meninggal dalam kondisi yang sama.

BACA JUGA:Meski Jarang Dicoba, 4 Fitur WhatsApp Dijamin akan Sangat Membantu Anda

Tubuh Nobuo Yamaki (88), diotopsi setelah perawat lain melihat gelembung dalam infus.

Setelah Ia diduga meninggal karena racun, polisi juga menyelidiki kematian Nishikawa.

Penyelidikan itu mulanya terhalang oleh kurangnya kamera pengintai di Rumah Sakit Oguchi di Yokohama itu.

Hingga kemudian, polisi menemukan jarum kecil di 10 drip bags di sebuah pos perawat.

Saat mencari seragam perawat, mereka menemukan jejak bahan kimia antiseptik dalam seragam Kuboki.

Kuboki ditanyai pada bulan Juni setelah berhenti dari rumah sakit, dan baru ditangkap pada 7 Juli.

Kuboki sendiri memperoleh lisensi perawat pada tahun 2008 dan bekerja di rumah sakit lain sebelum bergabung dengan Oguchi pada Mei 2015.

Polisi mengatakan mereka tidak akan pernah tahu pasti jumlah korban sebenarnya, karena hampir semua mayat akan dikremasi.

“Kami tidak memiliki kesadaran jika dia adalah karyawan yang bermasalah,” ujar seorang pekerja pada berita Asahi.

Rekan lain, dari rumah sakit yang sama mengatakan bila Kuboki “adalah tipe orang yang sulit untuk memikirkan apa yang sebenarnya dia pikirkan, tetapi dia dianggap kompeten”.

(

BACA JUGA:Viral, Menpora Ganteng Malaysia Dipuji Cerdas oleh Jokowi dan Dipanggil 'Bro'!