Penulis
Intisari-Online.com- Keadaan penduduk abad pertengahan di Coventry, Inggris, sangatlah tertekan waktu itu.
Pajak yang begitu tinggi dirasa sangat mencekik leher.
Meski mereka telah memohon untuk diturunkannya pajak, namun Leofric, sang penguasa tak menghiraukan barang sedikit.
Kesedihan pun tak terhindarkan untuk bersemayam di hati Lady Godiva, istri Leofric.
Baca Juga:Dibuat Kecewa, Benny Moerdani Pernah Banting Baret Merah Kebanggaan Kopassus di Hadapan Komandannya
Kemudian berkali-kali dirinya mendesak suaminya untuk menurunkan pajak yang harus ditanggung rakyat dengan sangat menindas.
Namun berkali-kali pula Leofric menolak permintaan istrinya itu.
Suatu hari, saking kesalnya dengan permintaan itu, Leofric pun berjanji akan menurunkan pajak dengan satu syarat.
Dia menyuruh istrinya untuk berkuda telanjang melewati jalanan kota di siang bolong.
Baca Juga:Mengenal Vajra, Senjata Perang Kuno yang Konon Mampu Keluarkan Petir
Tak disangka-sangka, Lady Godiva pun menyetujui syarat itu.
Untuk menghormati perjalanan itu, konon masyarakat harus tinggal di dalam rumah dan dilarang untuk melihat Godiva.
Mereka diwajibkan untuk menutup pintu dan segala jendela yang ada.
Namun ada satu pria bernama Tom yang melanggar aturan ini dan mengintip Lady Godiva yang berkuda telanjang.
Tindakan ini mengilhami penggunaan istilah 'peeping Tom' bagi para pengintip.
Pengorbanan Lady Godiva demi rakyatnya ini pun menjadikannya pahlawan.
Namun sejumlah sejarawan meragukan keaslian cerita dan menganggapnya tak pernah terjadi.
Seperti dilansir pada Hardvard Magazine, Daniel Donoghue, seorang profesor, mengatakan kisah itu hanya mitos yang telah berevolusi selama berabad-abad.
Baca Juga:Orang Misterius Terus Kunjungi Makam Bocah Ini, 70 Tahun Kemudian Identitasnya Terungkap
Dia beranggapan bahwa kisah itu didasarkan pada kehidupan Godifu, seorang wanita yang tinggal di Coventry pada akhir abad kesebelas dan menikah dengan salah satu pria paling berkuasa di Inggris.
Mitos juga secara tradisional telah melakukan apa yang Donoghue gambarkan sebagai "karya budaya" dalam mewariskan sejarah, tradisi, dan nilai-nilai bersama.
Baca Juga:Nikmati Proses Menyiksa Korbannya, Inilah 5 Wanita Paling Sadis dan Kejam dalam Sejarah