Penulis
Intisari-Online.com – Pasangan sup kepala ikan dan ikan goreng Warung Lembongan memang sangat istimewa. Sup memberi kesegaran dan ikan goreng memberi rasa gurih. Jangan heran kalau keduanya sudah disajikan, tak akan ada yang tersisa di mangkuk dan piring yang jadi wadahnya.
--
Meski statusnya diangap sebagai masakan pembuka, sup kepala ikan Warung Lembongan memberi kesegaran yang kuat. Sup kepala ikan ini disajikan dengan bumbu base genep, bumbu lengkap ala Bali yang dibuat dengan cara dirajang. Bumbu base genep ini sengaja dibuat berlimpah sehingga bahan-bahannya terlihat jelas di dalam sup.
Tak ketinggalan, sayur mentimun disertakan untuk menambah segar sup di antara pedasnya sambal. Untuk menikmatinya, cobalah dulu segar-pedasnya kuah sup kepala ikan ini. Rempah-rempah yang digunakan dalam memasak begitu terasa. Lalu, teruskan dengan melahap kepala ikan. Perlu sedikit perjuangan untuk menyantap daging kepala ikan karena daging itu sebagian tersembunyi di antara tulang-tulang kepala ikan tersebut. Tak sedikit kita yang dengan yakin menyeruput daging di sela-sela sampai terdengar suara menggoda, "sruuuuup...."Namun begitu daging kepala ikan itu masuk ke dalam mulut yang terasa hanyalah lembut gurihnya daging tersebut.
Setelah sup kepala ikan ludes tak berbekas, tibalah waktunya menikmati masakan utama, ikan goreng. Penampilan ikan goreng di Warung Lembongan, di kawasan Renon Denpasar, ini agak kecoklatan. Warna agak gelap itu kurang menarik dibandingkan dengan ikan gurami goreng yang biasanya masih terlihat terang.Tapi jangan menganggap remeh rasanya. Ambil saja sebagian daging ikan itu lalu biarkan lidah yang bicara. Gurih. Renyah. Kadang-kadang penampilan memang menipu. Begitu pula ikan goreng di sini.
Ikan goreng yang disajikan di Warung Lembongan memang masakan khas masyarakat Nusa Lembongan, pulau kecil di sisi tenggara Bali yang menjadi bagian dari Kabupaten Klungkung. Ikan laut yang digoreng biasanya cakalang, barakuda, atau jangki. Ikan tersebut dipotong dalam beberapa bagian, bukan dalam porsi satu ekor. Satu ekor ikan sebesar kira-kira telapak tangan orang dewasa dipotong jadi dua atau tiga bagian. Kalau ukurannya agak kecil, ikan tersebut dipotong hanya menjadi dua bagian. Jadi tidak usah khawatirakan kekurangan. Porsinya dijamin cukup untuk satu orang.
Potongan ikan goreng ini dilengkapi sambal goreng yang diletakkan dalam satu piring kecil. Sama seperti ikan gorengnya, penampilan sambal ini pun kurang menarik karena terlalu coklat. Sambal tersebut berbahan utama bawang merah, bawang putih, dan cabai tentu saja. Tiga jenis bahan ini digoreng dalam waktu lama lalu diulek. Adanya gula membuat sambal terasa manis di awal. Namun di akhir, lalah-nya (pedasnya, Red.) menyengat lidah.
Warung Lembongan sendiri hanya salah satu warung penyedia masakan ikan goreng lembongan. Made Kacung, pemilik warung ini, mendirikan Warung Lembongan sepuluh tahun lalu, setelah dia berhenti bekerja di Warung Mak Beng, Sanur. Karena itu, tak heran jika masakan di warung ini merupakan copy-paste masakan Warung Mak Beng, yang didirikan pada 1941 oleh Ni KetutTjuki alias Mak Beng. Warung Mak Beng, yang terletak hanya sekitar 20 m dari bibir pantai Sanur, juga menyajikan dua masakan andalan sup kepala ikan dan ikan goreng. Kedua masakan ini memang mampu menyajikan kenikmatan untuk melengkapi perjalanan wisata ke pantai Sanur. [Anton Muhajir]