Penulis
Intisari-Online.com - Pasca pertemuan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Singapura (12/6/2018) antara pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump, masyarakat dunia dibuat senang setelah Korut menyetujui untuk menghentikan program senjata nuklirnya.
Korut pun sebelum berlangsungnya KTT sudah menghancurkan lokasi dan fasilitas uji coba ledakan nuklir meski Korut tetap mempertahankan bom-bom nuklir yang dimiliki.
Target AS sebenarnya selain meminta Korut untuk menghancurkan fasilitas uji coba nuklir sekaligus juga meminta bom-bom nuklir Korut yang sudah berhasil diproduksi dihancurkan sekalian.
Tapi permintaan AS itu tampaknya sulit dipenuhi karena ketika Menlu AS, Mike Pompeo berkunjung ke Korut pada minggu kedua Juli 2018 dan meminta Korut untuk menghancurkan bom-bom nuklirnya ternyata hasilnya nihil.
Baca juga:Kisah Luka Modric, dari Anak Pengungsi di Zona Perang Sampai Bawa Kroasia ke Final Piala Dunia 2018
Kecurigaan bahwa Kim Jong Un hanya mau menghancurkan program nuklirnya secara parsial mengingat lokasi uji coba nuklir saja yang telah dihancurkan tampaknya akan menjadi kenyataan.
Padahal pasca KTT Singapura, Donald Trum telah menyatakan bahwa hasil pertemuan dengan Kim Jong Un ‘sangat menyenangkan’.
Untuk menyenangkan hati AS, Korut antara lain sudah mengembalikan sekitar 200 kerangka tentara AS yang gugur dalam Perang Korea tapi jasadnya masih berada di Korut.
Selama Perang Korea (1950-1953), sebanyak 7.800 personel tentara AS telah gugur atau hilang di Korut dan AS sendiri mengalami jalan buntu untuk mencari para prajuritnya yang masiih hilang itu terkait hubungan AS-Korut yang sebelum KTT Singapura masih tegang.
Melalui KTT di Singapura antara AS dan Korut memang telah tercipta angin segar meski keinginan besar AS untuk memberangus program nuklir Korut belum terlaksana secara tuntas.
Namun di tengah angin sejuk yang berhembus di antara hubungan AS-Korut yang makin membaik itu, diam-diam Korut ternyata terus mengembangkan teknologi rudal balsitik yang bisa diluncurkan dari kapal selam.
Menurut laporan Wall Street Journalpada Senin (9/7/2018) berdasarkan foto-foto dari satelit rudal balistik terbaru Submarine Launched Ballistic Missile (SLBM) secara mekanis telah diuji coba di kapal selam yang berpangkalan di Sinpo South Yard, Korut.
Upaya pengaktifan rudal balistik yang bisa dimuati hulu ledak nuklir itu jelas telah mencederai KTT di Singapura karena Korut ternyata ‘kumat’ lagi untuk mengembangkan dan meluncurkan rudal balistiknya.
Baca juga:Inilah Perbandingan Militer Korut dan Korsel: Korut Punya Banyak Tentara, Tapi Korsel Punya AS