Kisah Luka Modric, dari Anak Pengungsi di Zona Perang Sampai Bawa Kroasia ke Final Piala Dunia 2018
Intisari-Online.com - Hingga saat ini militer Israel masih dibuat pusing dan kelabakan oleh penerbangan drone-drone atau UAV (pesawat tanpa awak ) Iran yang diterbangkan dari pangkalan tersembunyi di Suriah.
Drone Iran itu memang tidak terbang masuk ke wilayah udara Israel melainkan mengudara di wilayah perbatasan Israel-Dataran Tinggi Golan Suriah dengan tujuan memata-matai pergerakan militer Israel.
Jika drone-drone Iran sedang terbang militer Israel langsung mengaktifkan sistem pertahanan udara dan mengerahkan jet-jet tempur serta heli tempur Apache untuk melaksanakan penyergapan.
Jet-jet tempur Israel juga kerap melancarkan serangan udara ke pangkalan-pangkalan militer rahasia Iran di Suriah meski harus menghadapi gempuran sistem pertahanan udara Suriah yang diperkuat oleh rudal-rudal buatan Rusia.
Baca juga: Bukan Curi Senjata, Tapi Iran Tuduh Israel Curi Awan dan Salju Mereka
Tapi karena demikian banyak drone yang dimiliki oleh Iran, upaya Israel untuk menghancurkan drone-drone itu seperti sia-sia mengingat Iran sudah mampu memproduksi drone sendiri termasuk drone bersenjata.
Awal mula Iran sampai bisa membuat drone sebenarnya karena rejeki nonplok yang datang dari AS.
Pada 4 Desember 2011, drone AS buatan Lockheed Martin, RQ-170 Sentinel, berhasil ‘ditangkap’ oleh militer Iran ketika sedang melakukan penerbangan mata-mata di kawasan Kashmar.
Militer AS yang sangat malu atas kejadian itu berusaha meminta agar RQ-170 Sentinel yang ‘ditawan’ oleh Iran dikembalikan.
Tapi militer Iran tidak mau mengembalikan bahkan berusaha membedah Sentinel yang memiliki teknologi siluman (stealth) itu dan kemudian membuat tiruannya.
Upaya Iran untuk memproduksi drone sendiri berdasar teknologi sentinel ternyata berhasil dan munculah drone mirip Sentinel yang oleh Iran diberi nama Saegheh.