Penulis
Intisari-Online.com - Sepanjang 2016, bisa dibilang masyarakat Indonesia banyak dihujani berbagai berita hoax atau bohong. Pemberitaan yang berasal dari jejaring sosial, khususnya Facebook dan Twitter itu tidak hanya membuat gaduh, namun juga mengancam persatuan bangsa. Bahkan, pada platform percakapan, seperti WhatsApp dan BBM berita hoax juga mengalir deras.
(Hoax Menjamur? Blokir Situs Bukan Solusi)
Keprihatinan atas semakin banyaknya berita hoax dan menghindari hal buruk, muncul gerakan melawan hoax dari sejumlah kalangan, baik dari pemerintah, pengguna media sosial (netizen), kepolisian, hingga jejaring sosial itu sendiri. Lantas, apakah berita hoax akan berkurang pada 2016? Atau justru meningkat?
Menurut Iwan Setyawan, pemerhati media sosial dari Provetic Indonesia, hoax atau berita bohong akan berkurang pada 2017. Penyebabnya, netizen Indonesia yang semakin cerdas dan banyak belajar pada tahun lalu. Ditambah, adanya gerakan memerangi hoax yang gencar dilakukan pada 2016. Selain itu, platform media sosial juga sudah lebih jauh mengembangkan algoritma untuk lebih pintar mendeteksi berita hoax atau fake news.
(Turn Back Hoax: Saatnya Perang dengan Hoax)
Soal netizen, Iwan menjelaskan, karakter dan kepribadian netizen Indonesia pada 2017 akan jauh lebih cerdas, kreatif, dan kritis dalam menggunakan media sosial. Terlebih, terhadap kebenaran informasi yang didapat dari media sosial.
(Bagaimana Cara Mendeteksi Berita 'Hoax'?)
Berbeda pada 2016, netizen Indonesia cenderung gampang percaya. Mereka seolah beradu cepat dalam mem-posting atau menyebarkan informasi atau konten di media sosial tanpa mengkroscek kebenaran konten itu. Hingga akhirnya banyak terjadi hoax. Namun, pada 2017, netizen akan lebih kritis. Mereka akan lebih berusaha mencari kebenaran terlebih dahulu sebelum mem-posting atau menyebarkannya.