Jepang Dilanda Banjir Bandang, 76 Orang Tewas dan 92 Orang Hilang

Ade Sulaeman

Penulis

Intisari-Online.com -Hujan lebat yang mengakibatkan banjir bandang dan tanah longsor di Jepang memakan korban jiwa hingga 76 orang meninggal dan 92 orang tewas. Demikian laporantheguardian.com.

Di sisi lain, pemerintah mendorong perintah evakuasi terhadap dua juta penduduk yang tinggal di bagian tengah dan barat negara itu.

Perdana Menteri jepang Shinzo Abe mengatakan pada Minggu (8/7/2017) upaya untuk menyelamatkan korban banjir akan berpacu dengan dengan waktu, mengingat adanya peringatan terbaru tentang hujan lebat.

Baca juga:Ternyata Inilah Alasan Kita Jarang Sekali Melihat Bangkai Kucing yang Mati

"Menyelamatkan jiwa dan evakuasi merupakan hal yang akan berpacu dengan waktu," katanya.

"Masih banyak orang yang belum dikonfirmasi tentang keamanannya," imbuhnya.

Longsor dan banjir bandang terjadi di wilayah Hiroshima, Ehime, Okayama, Kyoto, dan area lainnya. Desa-desa terendam banjir dengan hanya bagian atas lampu lalu lintas yang terlihat.

Baca juga:Permalukan Ibunya di Depan Umum, Pria Ini Langsung Bersujud dan Menangis saat Melihat Rahasia di Balik Celana Ibunya

Juru bicara utama pemerintah Yoshihide Suga mengatakan, jumlah korban tewas diperkirakan akan bertambah, menyusul laporan dari media lokal yang menyatakan lebih dari 50 orang tewas dan puluhan lainnya hilang.

Perintah evakuasi terhadap 2 juta orang untuk mengungsi tidak sepenuhnya diikuti penduduk.

Banyak yang tetap bertahan di dalam rumah sehingga membuat mereka terjebak oleh air yang naik secara cepat dan tanah longsor yang tiba-tiba.

Baca juga:BPOM Resmi Nyatakan Susu Kental Manis Tak Mengandung Susu: Ini Risiko Penyakit Berbahaya di Balik Susu Kental Manis

Sementara itu, badan meteorologi mengeluarkan peringatan tingkat tertinggi untuk dua wilayah baru pada Minggu (8/7/2018).

Status peringatan di wilayah lain dicabut mengingat hujan sudah mereda. Lebih dari 50.000 anggota tim penyelamat, polisi, dan personel militer diterjunkan.

Beberapa warga mengungkapkan, rumah mereka hancur dan jalanan di sekitar rusak.

"Rumah saya hanyut dan hancur total," kata seorang warga Toshihide Takigawa.

"Saya berada di dalam mobil dan banjir bandang mengarah ke saya dari depan dan belakang, dan kemudian seperti menelan jalanan," kata seorang warga lain, Yuzo Hori.

Di beberapa titik, tim penyelamat menggunakan perahu dan helikopter untuk mengangkut warga ke tempat yang aman.

Beberapa produsen besar, termasuk Daihatsu dan Mitsubishi menghentikan operasional pabrik di wilayah yang terkena bencana.

Banjir bandang dan tanah longsor menjadi krisis terkait hujan paling mematikan di Jepang sejak 2014. Pada tahun itu, setidaknya 74 orang tewas akibat tanah longsor yang disebabkan hujan deras di wilayah Hiroshima. (Veronika Yasinta)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banjir di Jepang Tewaskan 48 Orang, Upaya Evakuasi Berpacu dengan Waktu".

Baca juga:Melarat, Sindikat Yakuza Kini Harus Bertahan Hidup dengan Mencuri Buah

Artikel Terkait