Beruntung, Pria Ini dapat Bertahan Hidup Meski Disengat Lebih dari 1.000 Lebah

Ade Sulaeman

Penulis

Intisari-Online.com- Pernahkan Anda memiliki pengalaman buruk yang melibatkan kontak dengan hewan?

Memang hewan dapat menyerang jika merasa terancam kehidupannya.

Begitu juga yang terjadi dengan Thomas Mizell, seorang warga Texas, Amerika berumur 81 tahun.

Dilansir dari IFL Science, Sabtu (6/7/2018), awalnya Mizell tengah membantu sepupunya membuka lahan pertanian.

Baca Juga:Arief Rivan Meninggal Dunia: Ternyata Kolesterol ‘Baik’ Tak Selalu Baik Untuk Cegah Serangan Jantung

Menggunakan buldozer, dia kemudian tak sengaja telah mengganggu sarang lebah madu.

Dengan cepat 'awan lebah'hitam' segera mengerubunginya dan menyengat habis-habisan ke sekujur tubuhnya.

“Saya melompat dari buldozer, berjalan melalui hutan dan mencemplungkan diri ke danau kecil," kata Mizell memberi kesaksian.

Baca Juga:BPOM Resmi Nyatakan Susu Kental Manis Tak Mengandung Susu: Ini Risiko Penyakit Berbahaya di Balik Susu Kental Manis

Berjuang melawan rasa sakit dan merasakan debaran jantung yang luar biasa, Mizell terhuyung-huyung masuk ke dalam air.

Bahkan setelah merendam dirinya, dia melaporkan masih dapat mendengar suara lebah.

Itu adalah fenomena yang mungkin disebabkan oleh lebah yang telah merangkak ke dalam telinganya.

(Belakangan diketahui bahwa gendang telinganya telah pecah).

Baca Juga:Rendam Kapas Dengan Alkohol, Lalu Taruh di Pusar, Ini yang Akan Terjadi pada Anda!

Mizell kemudian diselamatkan oleh istri dan anaknya yang segera melarikannya ke Rumah Sakit Darurat Cleveland terdekat.

Hal terakhir yang diingat Mizell adalah diberi dosis besar Benadryl, merek obat antihistamin diphenhydramine.

Tekanan darahnya begitu tinggi saat tiba di UGD.

Begitu dia stabil, perawat mulai mencabut 1.000 lebih sengat yang melekat pada tubuhnya.

Baca Juga:(Video) Nekat Kencani 3 Gadis Bersamaan, Playboy Ini pun Kena Batunya

Tidak ada yang bisa memastikan jenis lebah apa yang menyerang Mezill dengan begitu agresif.

Tapi hampir setiap kali peristiwa semacam itu terjadi, media dengan cepat mengarahkan jari pada lebah madu Afrika.

Jenis lebah pembunuh hasil hibrida dari subspesies Eropa dan Afrika yang tersebar luas secara artifisial dibesarkan pada 1950 oleh ilmuwan Brasil.

Dia berharap untuk menciptakan garis keturunan lebah dengan tingkat reproduksi cepat dan toleransi iklim panas dari populasi Afrika dan produksi madu produktif populasi Eropa.

Baca Juga:Selama 40 Tahun, 4 Wanita Ini Terus Berfoto Bersama, Meski Menua Foto Terakhir Justru Terlihat Menawan

Sayangnya, lebah yang dihasilkan adalah produsen madu yang buruk.

Sebaliknya, mereka terampil dalam menyerang.

Mereka sekarang ditemukan di Amerika Serikat barat daya dan terus menyebar dan sangat defensif.

Baca Juga:Fenomena Embun Beku alias Bus Upas di Dieng: Brrr!!! Ini 8 Kota Paling Dingin di Indonesia

Artikel Terkait