Intisari-Online.com - Belum lama ini pemerintah AS mengajukan pengaduan resmi kepada China yang mencerminkan hubungan kedua negara yang makin tidak harmonis.
Pasalnya senjata laser yang dimiliki China telah ditembakkan dari pangakalan AL China di Djibouti ke arah pesawat tempur AS dan ditujukan ke pilotnya.
Aksi ini mengakibatkan dua pilot militer AS yang sedang melintas di atas udara Djibouti mengalami cedera ringan di bagian mata.
Meskipun China menolak tuduhan pemerintah AS itu, pada 4 Juli 2018 China diketahui telah berhasil mengembangkan senapan laser yang dapat mengenai sasaran pada jarak satu kilometer.
Wujud senjata laser buatan China yang dinamai ZKZM-500 berupa senapan yang diklasifikasikan tidak mematikan tapi bisa membakar kulit manusia jika ditembakkan dalam waktu lama.
Rencananya senjata laser itu akan digunakan oleh pasukan khusus China untuk menangani aksi terorisme, terutama untuk melumpuhkan penyandera secara senyap.
Dengan kemampuan senjata laser yang sebenarnya sangat berbahaya itu, apalagi jika ditembakkan ke arah mata, bisa dipastikan mata bisa menjadi rusak dan buta.
Oleh karena itu jika AS melancarkan protes keras terhadap China tentu sangat wajar.
Pasalnya pilot tempur yang matanya menjadi buta akibat serangan laser pesawatnya bisa jatuh tanpa harus ditembak rudal.
Tapi senjata laser China yang dikhawatirkan AS sebenarnya belum sebegitu mematikan dibandingkan senjata laser buatan Turki yang dalam penggunaannya bisa dipasang pada tank.
Baca juga: Seperti di Film-film, Pesawat Tempur Super Stealth Akan Gunakan Senjata Laser Mulai 2019
Senjata laser buatan Informatic and Information Security Research Center Turki itu, tidak hanya menghanguskan kulit manusia, tapi juga bisa menembus baja dari jarak 500 meter.