Find Us On Social Media :

Menurut Legenda, Gunung Agung Merupakan Potongan Gunung Mahameru di India yang Jatuh di Tanah Bali saat Diangkat oleh Para Dewa

By , Senin, 2 Juli 2018 | 22:01 WIB

Intisari-Online.com - Tak seorang pun mengharapkan datangnya bencana, apa pun bentuknya.

Entah itu gempa bumi, banjir, tanah longsor atau meletusnya sebuah gunung.

Hiruk pikuk dan ratap tangis, itulah yang dihadapi warga Kab. Karangasem, dan masyarakat Bali umumnya, ketika Gunung Agung meletus, Maret 1963.

Setelah bencana lewat, yang tersisa hanya reruntuhan bumi, pasir dan batu serta sederet cerita yang masih bisa dikenang terus.

Tentang gunung suci semula gunung tersebut dianggap sudah “mati”.

Baca juga: Terjadi Pergerakan Fluida ke Arah Permukaan, Gunung Agung Dinyatakan dalam Status Awas

Beberapa sumber memang menegaskan hal itu.

Misalnya atlas tentang Bali terbitan Belanda 1950 hanya menyebutkan Batur sebagai gunung yang masih aktif.

Sementara laporan dari atase pers Kedubes AS di Jakarta dan Radio Suara Amerika saat kejadian tahun 1963, menyebutkan bahwa Gunung Agung meletus terakhir kalinya 120 tahun lalu dan sejak itu tak ada lagi tanda-tanda kehidupannya.

Wallace dalam kunjungannya ke Bali tahun 1880 mengatakan Agung sebagai “gunung api yang besar” tanpa menyebut-nyebut kapan pernah meletus.

Sedangkan Raffles dalam History of Java malah tidak tahu sama sekali namanya, kecuali mengenal “gunung di Karangasem Bali”.

Baca juga: Merasakan Ketenangan Spiritual ala Pura Gunung Agung

Namun ia sempat mencatat bahwa gunung itu pernah meletus hebat tahun 1811.