Find Us On Social Media :

Juliane Koepcke, Seorang Diri Berjuang untuk Bertahan Hidup di Hutan Amazon Setelah Pesawatnya yang Ditumpanginya Jatuh

By , Sabtu, 30 Juni 2018 | 13:15 WIB

Intisari-Online.com - Selama akhir 1960-an hingga 1970-an, maskapai nasional Peru LANSA mendapat peringkat buruk karena beberapa kecelakaan yang menyebabkan kematian lebih dari 200 orang.

Pada 1966, Penerbangan LANSA 501 menabrak gunung.

Sebanyak 49 orang di dalamnya, termasuk enam awak, tewas.

Kurang dari empat tahun kemudian, Penerbangan LANSA 502 mengalami nasib yang sama.

Baca juga: Kode Rahasianya Berhasil Dipecahkan oleh Pemuda Jenius, Apa Saja Isi Harta Karun Kekaisaran Tsar Rusia?

Dari 100 orang di dalamnya, hanya ada satu orang yang selamat.

Maskapai ini mendapat reputasi yang semakin buruk, tetapi LANSA terus beroperasi karena menjadi moda transportasi utama dari satu kota ke kota lainnya di Peru.

Pada 24 Desember 1971, penerbangan LANSA 508, dijadwalkan dari Ibu Kota Lima ke Pucallpa di wilayah tengah negara itu.

Penerbangan itu membawa enam awak dan 86 penumpang.

Baca juga: Segera Tukarkan 4 Uang Kertas Ini, Sebab Ia idak Akan Berlaku Lagi di Tahun 2019

Di antara penumpang ada dua warga Jerman, ahli ornitologi Maria Koepcke dan putrinya yang berusia 17 tahun, Juliana.

Mereka menuju ke Pucallpa untuk bertemu dengan sang suami, Hans-Wilhelm Koepcke, seorang ahli zoologi yang sedang melakukan penelitian di hutan Amazon.

Hanya 40 menit setelah take-off, pesawat kecil yang mereka tumpangi disambar badai petir.