Find Us On Social Media :

Inilah Kisah Tragedi Paket Granat dan Salak di Garuda Indonesia

By Hery Prasetyo, Selasa, 13 Desember 2016 | 16:30 WIB

Salah satu pesawat TNI AU yang digunakan untuk mengangkut penumpang Garuda Indonesia saat terjadi pemogokan pilot.

Intisari-Online.com - Belum banyak yang tahu bahwa Garuda Indonesia pernah mendapat kiriman granat dan salak. Kisah tragedi paket granat dan salak itu diceritakan Brigadir Jenderal (Pur) Slamet Murtedjo Singgih.

Paket itu, kisahnya, dikirimkan kepada Wiweko Soepono dan RAJ Lumenta, keduanya mantan Direktur Utama Garuda Indonesia. Yang mengerikan, paket itu berisi granat bercampur buah salak.

Peristiwa itu sepertinya berkaitan dengan pemogokan para pilot Garuda pada awal tahun 1980. Slamet Singgih, seorang intel militer Angkatan Darat, mengetahui cerita tersebut dari mertuanya, Suharman, perwakilan Garuda yang bertugas di Belanda pada tahun 1980-an. Cerita ini kemudian ia tuangkan dalam bukunya “Intelijen: Catatan Harian Seorang Serdadu”.

Direktur Utama Garuda Indonesia Airways –sekarang Garuda Indonesia—Wiweko Soepono dan Sekretaris Perusahaannya RAJ Lumenta kaget dan ketakutan ketika mereka menerima kiriman paket berisi satu granat tangan dan 10 buah salak. Setelah menerima paket tersebut, pengamanan terhadap kedua pejabat Garuda itu pun diperketat, baik di rumah, dalam perjalanan, maupun di kantor.

Kiriman paket itu kemudian diserahkan kepada Laksamana TNI Sudomo, Pangkopkamtib (Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban) waktu itu, untuk dilakukan pengusutan. Dugaan dan spekulasi yang beredar, pengirim granat adalah pihak Kostrad (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat).

Alasannya, salah seorang pilot Garuda, Capt Ari Singgih, masih kerabat istri dari Letjen TNI Kemal Idris, Panglima Kostrad waktu itu. Namun sampai sekarang, hampir 35 tahun, kasus ini belum terungkap. Aparat tidak dapat mengungkap siapa pengirim paket granat dan buah salak tersebut. Apa pula motifnya, belum bisa diketahui secara pasti.

Kenapa ada orang yang “iseng” mengirimkan granat kepada direktur utama dan sekretaris perusahaan Garuda? Barangkali kita bisa menyimak kilas balik kejadian pada era tahun 1970-an. Mungkin tidak ada hubungannya, tapi boleh jadi ada keterkaitannya. (Angkasa)