Find Us On Social Media :

Pembantaian Nanking: 'Neraka' Sementara Buatan Tentara Jepang di China

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 25 Juni 2018 | 14:15 WIB

Eksekusi massal terhadap tawanan

Sejumlah besar tentara China telah ditangkap di daerah pinggiran kota sebelum Jepang memasuki kota.

Dalam banyak kasus, para tawanan ditembak oleh senapan mesin, dan mereka yang masih hidup dieksekusi secara individual.

Dalam beberapa kasus, ada juga yang dibakar hidup-hidup dalam lumuran bensin atau diberi gas beracun.

Baca Juga: Selalu Bikin Kisruh, Negara Israel Ternyata Didirikan dengan Cara 'Mencuri'

Kekejaman ekstrim

Diperkirakan 20.000 wanita diperkosa oleh tentara Jepang selama enam minggu dalam Pembantaian Nanking.

Jepang menjarah semua gudang dan menyita hampir semuanya dari warga sipil.

Mereka juga mengorganisir pembakaran gedung-gedung di kota.

Kekejian itu terungkap antara lain dari penelitian wartawan dan oleh pengakuan dari tentara-tentara Jepang itu sendiri pada 1971.

Namun hal itu ditepis dan terjadi gelombang penolakan terhadap pembantaian.

Pada tahun 1982, Departemen Pendidikan Jepang memulai kampanye untuk mengubah penyajian sejarah Perang Dunia II.

Pembantaian Nanking digambarkan sebagai insiden kecil yang terjadi karena tentara Jepang terlalu frustrasi oleh perlawanan yang kuat dari Tentara China.

Selain itu, Departemen Pendidikan tidak pernah mengakui bahwa distorsi sejarah adalah suatu kesalahan.

Bahkan pada 10 November 1990, ketika terjadi protes oleh orang-orang China-Amerika terhadap tindakan Jepang.

Wakil Konsul Jepang di Houston menyatakan: "Pembantaian Nanking tidak pernah terjadi."

Baca Juga: Tak Hanya Pasukan Resmi, Rusia Juga Kerahkan Tentara Bayaran Rusia untuk Amankan Piala Dunia 2018