Penulis
Intisari-Online.com - Siapa bilang wanita membeli lipstik atau gincu hanya untuk menarik perhatian pria. Hem, Anda keliru. Pasalnya, berdasarkan penelitian yang dimuat dalam laman Psychologytoday, mengungkapkan, wanita membeli lipstick karena kebutuhan bukan untuk menarik perhatian pria. Kebutuhan tersebut lebih pada kebutuhan profesional atau pekerjaan bukan sekadar kebutuhan untuk merias diri.
Menariknya, penjualan lipstik justru melonjak ketika krisis ekonomi atau keuangan terjadi. Di Amerika Serikat, misalnya, penjualan gincu melonjak ketika terjadi serangan teror di Twin Tower pada 11 September 2001. Ketika itu, perekonomian AS langsung melemah akibat serangan tersebut. Semua penjualan menurun, kecuali penjualan lipstik.
Baca juga: Bosan dengan Lipstik Biasa? Bagaimana dengan Lipstik yang di Dalamnya Terdapat Bunga Sungguhan?
Hal ini juga terlihat dalam laporan yang dirilis oleh Estée Lauder Companies, sebuah ikon industri kecantikan dunia. Leonard Lauder, Ketua Estée Lauder Companies, mengatakan, setelah serangan teroris yang dialami Amerika pada 15 tahun silam, penjualan lipstik justru mengalami pertumbuhan.
Tentunya hal itu mengundang banyak peneliti untuk mencari tahu fenomena dibalik klaim tersebut. Salah satunya yang dilakukan oleh Ekaterina Netchaeva dari Bocconi University, Milan dan McKenzie Rees dari University of Notre Dame.
Baca juga: Dapatkah Lipstik Mengganggu Kesehatan?
Hasilnya ditemukan bahwa bahwa wanita lebih cenderung menghabiskan uang untuk penampilan demi meningkatkan status ekonomi mereka. Wanita lebih terdorong untuk membeli produk yang membuat mereka terlihat lebih menarik, salah satunya lipstik.
Tak hanya itu, wanita kantoran atau yang bekerja lebih sering membeli gincu dibandingkan dengan wanita yang tidak bekerja. Soal warna, setiap wanita bisa berbeda warna pilihan. Wanita pekerja lebih memilih menggunakan lipstik berwarna pink atau merah muda profesional dibandingkan soft pink, atau pink menggoda.