Find Us On Social Media :

Berjuang Agar Menjadi Kuat, Jangan Hanya Menerima Belas Kasihan Orang Lain

By Mentari Desiani Pramudita, Kamis, 8 Desember 2016 | 22:00 WIB

Kisah Perjuangan Kupu-kupu.

Intisari-Online.com- Di sebuah ruang kelas, seorang guru mata pelajaran biologi mengajarkan pada murid-muridnya tentang metamorphosis sempurna dari kupu-kupu. Sebelum menjadi kupu-kupu, ia adalah seekor ulat yang berjuang keluar dari kepompong.

Di balik itu semua, sang guru memberi nasihat agar orang lain tidak boleh membantu kupu-kupu tersebut. Setelah itu, sang guru beranjak ke luar kelas. Ia membiarkan murid-muridnya melihat perjuangan kupu-kupu itu ke luar dari kepompongnya.

Namun salah satu anak merasa kasihan kepada si kupu-kupu. Ia pun membantu membuka sedikit celah dari kepompong. Tidak lama si kupu-kupu itu keluar.

Sayangnya, kupu-kupu cantik itu tidak bisa terbang. Tidak lama kemudian, ia mati.

Sang guru pun kembali ke ruang kelas. Ia menanyakan kepada murid-muridnya mengapa si kupu-kupu mati.

“Mengapa kupu-kupu ini mati anak-anak?” tanya si guru.

Murid yang membantu keluarnya kupu-kupu itu mengangkat tangan. “Saya membantu mengeluarkan kupu-kupu itu dari kepompong, ibu guru,” jawabnya sedih.

Si guru mengangguk. “Dengarlah anak-anak, kupu-kupu itu harus berjuang sendiri untuk keluar. Jika kalian membantunya keluar, maka sebenarnya kalian telah membunuh kupu-kupu tersebut. Mengerti?” jelas si guru.

"Mengerti ibu guru,” balas semua murid.

Dalam hukum alam, kupu-kupu harus berjuang sendiri keluar dari kepompongnya agar sayapnya semakin kuat. Seperti hidup, jika kita tidak berjuang dan hanya menerima belas kasihan orang lain maka kita tidak akan mandiri dan berkembang dengan baik.