Penulis
Intisari-Online.com – Lord Louis Mountbatten adalah orang terdekat Pangeran Charles, yang mengajarkan banyak hal mengenai hubungan dengan wanita, terutama setelah Charles lulus dari Cambridge.
Salah satu cara mengenal intim gadis-gadis adalah dengan mengundang mereka ke Broadlands, rumah keluarga Mountbatten yang nyaman diinapi pada akhir pekan.
Kedewasaan Charles sebagai lelaki juga tergembleng ketika bertugas di jajaran Angkatan Laut. Banyak sekali pengalaman mengenai wanita ketika mengikuti pelayaran kapal perang Inggris.
Bila bertemu wanita-wanita cantik, sebagai seorang pelaut, Charles begitu mudah tertarik hanya karena sanjungan-sanjungan dari mulut-mulut manis.
Ketika bergabung dengan HMS Norfolk dan singgah di Prancis, misalnya, Charles begitu tersanjung dengan ucapan gadis-gadis Prancis yang tampilannya "begitu memikat" sehingga dengan begitu mudah ia mengucapkan Je vous aime (aku cinta padamu).
Baca juga: Pangeran Charles Masa Kecilnya Kurang Bahagia Karena Sering Ditinggal oleh Orangtuanya
Suatu ketika bersama dengan para perwira yang bertugas di kapal HMS Minerva. Charles masuk ke tempat hiburan, Kolumbia. Di tempat itu, ia seperti terlepas dari kendali, bagai kuda yang lepas dari kandang, dengan leluasa mengekspresikan diri.
Ketika seorang wanita penghibur meletakkan tangannya di atas pahanya, ia merasa begitu bahagia dan menyatakan hal itu sebagai sebuah pengalaman yang sangat berharga.
Rasa percaya dirinya mulai tumbuh. Dalam sepucuk suratnya yang dikirimkan ke rumah, secara panjang-lebar Charles menceritakan pengalamannya bertemu dengan begitu banyak wanita.
"Semalam, saya mencoba menggelitik seorang penari perut saat kami tengah makan malam di sebuah hotel. Ia mendatangi dan menggoyang-goyangkan tubuhnya di depan saya. Melihat semua itu, saya segera menempelkan jari-jari saya ke perutnya. Ia memukul kepala saya dengan kastanyetnya! Mungkin ia senang dengan tindakan saya itu ...!"
Ketika menyinggahi pulau-pulau di Pasifik Selatan, Prince of Wales bagaikan magnet bagi setiap wanita tak terkecuali mereka yang sudah menikah. Ia selalu menjadi pusat perhatian. Di Tonga, misalnya, ia diundang ke sebuah pesta di Yacht Club. Disitu ia berdansa berganti-ganti pasangan.
Baca juga: Beginilah Cara Pangeran Charles Dididik Untuk Menjadi Raja Inggris
Di Samoa, ia bertemu dengan seorang gadis cantik berambut hitam pekat yang tergerai hingga pinggang dan senyumnya begitu memabukkan.
Selama satu setengah jam mereka bersama. Dalam suatu cocktail party di San Diego, ia jatuh cinta pada seorang wanita berambut pirang berrok hijau berkilauan. Usai pesta maunya Charles masih mencari gadis itu, tetapi salah alamat.
Di Hawaii, lagi-lagi Charles bertemu dengan dua wanita berambut pirang yang begitu menawan. Wanita itu diundangnya makan malam.
"Mereka berdua sangat dahsyat dan memberikan pengalaman yang tak akan dapat pernah kulupakan....!" Akhirnya, ia diundang kembali ke apartemen milik salah satu dari gadis itu.
Sederet wanita pernah mengisi hatinya. Sebut saja misalnya, Davina Sheffield, Sabrina Guinness, Lady Jane Wellesley, Anna Wallace, Lady Cecil Kerr, Amanda Knatchbull, dan Lady Sarah Spencer.
Setiap kali tampil di depan umum bersama salah seorang dari mereka, ia berusaha menampakkan kegembiraan dalam berbagai pose di hadapan kamera para fotografer. Namun sebenarnya dalam kehidupan pribadi, ia makin lama makin cemas sampai kadang-kadang hampir panik.
Apa yang bagi orang lain menjadi hiburan yang tidak berbahaya, baginya menjadi sesuatu yang memalukan dan menyakitkan.
Yang termasuk serius adalah Amanda Knatchbull, yang dikencaninya selama lima tahun (1974 - 1979), bahkan sempat diajaknya membahas kemungkinan pernikahan.
Bagi Charles, gadis ini bukan orang- asing. Ia adalah cucu Lord Mountbatten yang juga merupakan kakek Charles. Ibu Amanda, Patricia adalah putri Lord Mountbatten yang menikah dengan John Brabourne.
Pertama kali Charles melihatnya awal tahun 1973 Amanda Knatchbull yang saat itu sedang berlibur di Eleutheran, baru berusia 15 tahun. Dalam pandangan mata Charles, gadis kecil itu sedang tumbuh menjadi wanita muda.
"Harus saya katakan," tulis Charles kepada kakeknya, Mountbatten, "Amanda benar-benar tumbuh menjadi wanita yang begitu manis yang mampu mengharu-biru pikiran dan hati." Tak dapat dipungkiri, sejak itu hatinya gundah-gulana lantaran kesengsem pada Amanda.
Ketika sedang bertugas di kapal HMS Fox, Charles mendapat surat dari ayahnya, memberitahukan bahwa adik perempuannya, Putri Anne akan menikah dengan Mark Phillips. Surat itu membuatnya "terkejut".
Anne selama ini menjadi bagian penting dari hidupnya, orang yang dipercaya menyimpan segala rahasianya dan kawan bermainnya. Tetapi, surat ayahnya itu menjadi sebuah akhir dari segalanya: Anne menjadi milik orang lain. Sungguh, Charles merasa amat kehilangan.
Mountbatten juga melihat bahwa cucunya, Amanda Knatchbull, jatuh hati pada Charles. Diam-diam ia mendesak keduanya agar melangkah ke jenjang perkawinan.
Menurut Mountbatten, Amanda Knatchbull adalah benar-benar seorahg gadis “yang penuh kasih sayang dan setia ....dengan rasa humor dan keceriaan tinggi yang lebih penting lagi, ia adalah gadis desa."
Baca juga: Pangeran Charles Punya Dukun Tempatnya Berkeluh Kesah, Siapa Orang Spesial Itu?
Dalam suratnya kepada Mountbatten, Charles menulis, meskipun barangkali ia belum bisa menikahinya, masa depan yang "lebih ideal" telah muncul ... "Saya yakin, ia harus mengetahui bahwa saya sangat senang membaca surat yang saya kirimkan kepadanya."
Charles yang ketika itu berusia 25 tahun merasa bahwa tanggung jawabnya makin berat, karena masih sendirian, apalagi kawan-kawannya sudah pada menikah.
Dorongan dari Mountbatten agar menikah dengan Amanda Knatchbull makin kuat. Pada tahun 1980, ketika Charles merencanakan untuk mengadakan perjalanan ke India, Mountbatten meminta kepada presiden India agar ia juga diundang untuk menemani Charles.
Pada saat yang sama, ia, cucunya, Amanda Knatchbull juga menemaninya dalam perjalanan ke India.
Lima tahun sebelumnya, tahun 1974, setelah berkorespondensi dengan Mountbatten, Charles mengajukan keinginannya mengawini Amanda Knatchbull kepada ibunya, Ratu Elizabeth II dan ibu walinya Patricia Brabourne.
Baca juga: Tak Hanya Biaya Nikah, Biaya Perceraian Pangeran Charles pun Mahal, Hampir Seratus Miliar!
Saat itu Ratu menanggapinya dengan simpatik tetapi mengingatkan bahwa Amanda Knatchbull belum genap berusia 17 tahun. Charles sendiri ketika itu mengaku tidak ingin cepat kawin karena itu segera mengirim surat kepada Mountbatten agar tidak terus-menerus mendesaknya mengawini Amanda Knatchbull.
Meski belum ada kesepakatan tentang perkawinan, kedua insan itu terus saling berhubungan. Antara tahun 1974 hihgga 1979, keduanya makin sering bertemu - di London, Eleuthera, Broadlands, Windsor, dan Balmoral - dan luput dari perhatian tabloid yang biasanya sangat antusias membuat liputan besar-besar seputar isu keluarga kerajaan.
Charles akhirnya memberanikan diri untuk membicarakan soal perkawinan. Rupanya, Amanda Knatchbull sudah mengantisipasi tanggung jawab yang akan ditimpakan padanya sebagai istri seorang putra mahkota: kehilangan kemerdekaan, kebebasan, tunduk pada sistem yang berlaku di keluarga kerajaan; selalu menjadi pusat perhatian umum.
Amanda adalah wanita yang berpikiran teguh, independen dan bukannya tidak memiliki ambisi. Tetapi, jawabannya yang diberikan kepada Charles hanyalah merupakan sebuah penegasan keyakinannya bahwa kawin dengan anggota House of Windsor merupakan sebuah pengorbanan yang tidak seorang pun berharap melakukannya.
Jawaban Amanda Knatchbull itu tidak membuat Charles terpukul, ia memahami sikap dan pendirian serta keinginan Amanda Knatchbuul.
(Dicukil oleh Trias Kuncahyono. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi November 1997)
Baca juga: Apa Benar Penobatan Pangeran Charles Sebagai Raja Sangat Bergantung pada Putri Diana?