Bayangkan Kehidupan Kita Tanpa 7 Teknologi Dasar Ini

Hery Prasetyo

Penulis

Tiga Hal yang Bisa Dilakukan Agar Data Ponsel Kita Tetap Aman

Intisari-Online.com- Kemajuan teknologi kadang ibarat pisau bermata dua. Membantu tapi juga mengganggu.Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Pergunakan dengan bijaksana. Lalu, bayangkanlah jika kita sekarang tanpa 7 teknologi dasar ini.

Dalam perkembangannya, ada beberapa teknologi dasar yang sepertinya tak tergantikan. Inovasi selalu membuat teknologi dasar itu semakin memudahkan hidup kita.

Nah, dari beberapa teknologi dasar itu, CHIP merangkum tujuh di antaranya yang pasti kita setujui, sulit membayangkan - saat ini tentunya - hidup tanpa teknologi dasar ini.

1. Pesan

Chat atau messenger yang jadi moda bertukar informasi saat ini tidak lepas dari lahirnya Short Messaging Service (SMS). SMS mengalirkan teks secara real time. Teknologi ini pertama kali dikemukakan oleh Matti Makkonen yang kemudian ia mendapat julukan “bapak SMS”.

Meski begitu layanan pesan ini justru dikembangkan oleh Friendhelm Hillebrand dan Bernard Ghillebaert yang bekerja di Franco-german GSM pada 1984 dan lalu populer.

SMS berupa data yang besarnya semula hanya 128 byte, dan dikembangkan jadi 140 byte yang setara dengan 160 karakter. Kejayaan SMS terjadi pada 2010, waktu itu jumlah SMS sedunia mencapai 6,1 triliun, atau per detik mencapai 193.000 SMS beredar di seluruh dunia.

SMS pantas jadi pendapatan bagi operator kala itu. Keuntungan total dari SMS mencapai AS$114,6 miliar.

2. Kamera

Ternyata bukan Nokia yang pertama kali menyematkan modul kamera ke ponsel pintar. Melainkan Sharp. Perusahaan ini memakai sensor CCD (belum CMOS seperti sekarang) ke ponselnya bernama J-Phone yang dijual di Jepang.

Popularitas ponsel pintar berkamera membuat kalangan produsen kamera digital kelabakan. Apalagi kemudian sebuah foto dapat dikirim secara real time dengan mengembangkan SMS menjadi MMS (Multi-Media Service) walaupun dengan ukuran file yang kecil. MMS pertama kali dikenalkan oleh Philippe Kahn pada 1997.

Hadirnya kamera juga mmeicu para developer membuat aplikasi. Salah satunya Instagram yang pada tahun 2012 saja telah meraih pengguna mencapai 30 juta. Waktu itu jumlah rata-rata foto yang terkirim telah mencapai 5 juta per hari.

3. Koneksi nirkabel

Adalah Bluetooth yang membuat infrared kalah bersaing. Infrared terlalu boros tenaga dan lambat. Sementara Bluetooth yang menggunakan gelombang dengan frekuensi rendah lebih mampu mengakomodasi berbagai keperluan, seperti mentransfer data, menghubungkan antar perangkat yang sekarang bahkan menjadi media streaming.

Istilah Bluetooth pertama kali dikenalkan oleh Jim Kardach setelah membaca sebuah novel berjudul The Long Ships. Di novel ini tertulis nama raja Harald “Blatand” Gromsson, yang penguasa Skandinavia. Pengucapan “Blatand” terdengar seperti Bluetooth.

Oleh Ericsson pada 1994, koneksi nirkabel ini dikembangkan. Ericsson bahkan telah memiliki sebuah sample smarthome di mana nyaris seluruh perangkat rumah tangga dapat terkoneksi menggunakan Bluetooth. Saat itu CHIP sempat menikmati teknologi tersebut di kantor pusat Ericsson di Swedia.

4. Memori eksternal

Kendati beberapa merek ponsel sangat anti dengan memori eksternal dan bahkan memilih menggunakan ruang memori internal yang lebih besar, namun sesungguhnya memori eksternal lebih dulu ada. SoC pada ponsel pintar zaman dulu belum sehebat sekarang. Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi tingginya penyimpanan data digital (khususnya foto, video dan audio) maka ditambahkan memori eksternal berupa kartu seperti yang banyak digunakan pada kamera digital.

Tetapi sesuai dengan ukuran ponsel, lalu diciptakan kartu memori yang lebih kecil, berukuran mikro (15 x 11 x 1 mm) yang jauh lebih kecil dari Secure Digital (SD) pada kamera digital. Tak pelak microSD merupakan terobosan yang bahkan masih digunakan sampai sekarang. Hanya saja kapasitas dan kemampuan kecepatan transfer datanya yang berkembang terus.

Adalah SanDisk yang pertama kali menggagas microSD. Kendati sudah dikenalkan cloud storage namun pengguna lebih merasa aman memakai microSD. Selain soal kebiasaan juga lebih mudah melakukan transfer ke perangkat lain.

5. Port koneksi

Dulu sejumlah ponsel pintar menggunakan Universal Serial Bus (USB) seperti yang digunakan pada PC dan laptop. Namun ukurannya mini sesuai dengan ukuran ponsel itu sendiri.

Pada 2007, USB Implementer Forum membuat standar baru dengan mengenalkan microUSB. Tugasnya semula sebagai rongga untuk transfer data menggunakan kabel kemudian bertambah sekaligus sebagai port untuk isi ulang baterai.

Belakangan lalu kompatibel dengan USB flash disc dengan teknologi bernama USB on the Go (USB OTG). Dengan tiga fungsi sekaligus perusahaan pengembang port USB lalu meningkatkan kecepatan transfer data.

Yang belakangan akan menjadi tren adalah USB Type C. Versi terbaru satu ini bahkan juga memiliki kemampuan untuk melakukan tugas selayaknya port audio 3,5 mm. Kelak, sebuah ponsel hanya membutuhkan satu rongga microUSB Type C saja.

6. Portable charger

Metode pengisian tenaga (charging) dulunya sangat membutuhkan arus listrik AC dengan memakai charger atau konverter.

Bisa Anda bayangkan jika Anda berada jauh dari kawasan yang tersedia listrik AC atau dalam situasi mobile. Portable charger menjadi solusi paling masuk akal, walaupun sebenarnya juga ada konverter yang memanfaatkan tenaga matahari (sel surya) sebagai pasokan energi. Tetapi tak populer.

Portable charger atau biasa dikenal dengan sebutan powerbank sangat populer. Sebuah riset menyebutkan bahwa pengguna perangkat mobile akan membelanjakan aksesori pertama berupa powerbank. Perangkat ini mengalirkan listrik DC ke DC. Energi yang diperoleh dari arus listrik AC disimpan sebelumnya oleh sel baterai yang terdapat di dalamnya.

7. Peta digital

Peta digital semula hanya digunakan oleh perangkat GPS menggunakan satelit yang titiknya ditentukan secara triangle. Hasilnya berupa laporan koordinat pada permukaan bumi. Peta menjadi bagian penting untuk menentukan lokasi seseorang, mengantarkan seseorang dari satu koordinat ke koordinat lain, sekarang bahkan “memotret” kondisi sebuah lokasi lengkap beserta situasinya secara real time.

Adalah Nokia yang pertama kali mengembangkan Nokia Maps. Google mengikuti. Kemudian seiring dengan strateginya yang menguasai hampir seluruh data dalam bentuk apapun, peta Google lebih cepat berkembang, itu juga berkat penetrasi pemakaian smartphone Android.

Nokia walaupun telah mengembangkan Augmented Reality (AR) pada petanya, namun Google lebih progresif. Peta digital terus berkembang dan terintegrasi dengan berbagai layanan termasuk transportasi online.

Artikel Terkait