Find Us On Social Media :

Lihatlah Dari Berbagai Sudut, Jangan Hanya Pandangan Pribadi Saja

By Mentari Desiani Pramudita, Selasa, 6 Desember 2016 | 20:02 WIB

Kisak kapak yang hilang.

Intisari-Online.com- Alkisah, ada seorang penebang kayu yang sedang berjalan ke tempat alat-alat tebangnya. Namun di sana, ia tidak menemukan kapaknya. Jika kapaknya hilang, maka ia tidak bisa bekerja dan mendapatkan uang untuk keluarganya.

Si penebang kayu mulai berpikir. Apakah kapaknya dicuri?

Belum sempat ia mendapat jawaban, tetangganya yang seorang penebang kayu juga masuk ke dalam gudang tempat peralatannya disimpan. Di sana, ia melihat tetangganya menutup dengan rapat gudang tersebut. Si penebang kayu pun mencurigai tetangganya itu.

Esok harinya, saat si penebang kayu duduk manis di depan rumahnya, si tetangga menyapanya. Namun menurut si penebang kayu, senyum itu terasa tidak tulus. Ia pun yakin tetangganya itulah yang mencuri kapaknya.

Besok harinya, tetangganya jauh lebih ramah. Jika biasanya ia jarang menyapa, maka kali ini si tetangga sempat berbasa-basi. Apalagi melihat hasil tebangan kayu tetangganya itu jauh lebih banyak daripada biasanya. Semakin yakinlah ia bahwa tetangganya itu telah mencuri kapaknya.

Setelah seminggu berlalu, ketika si penebang kayu semakin curiga dengan si tetangga, istrinya tiba-tiba memberitahu. Ternyata, kapaknya berada di laci dapur. Istrinyalah yang menyimpannya tapi lupa mengatakannya pada suaminya.

Dengan senang hati, si penebang kayu menerima kapaknya. Namun ia merasa aneh. Terutama kepada tetangganya. Mengapa ia berkelakuan seperti pencuri dan senyum-senyum kepada dirinya? Bahkan memulai percakapan basa-basi?

Dalam kehidupan, persepsi membentuk kenyataan sehingga membentuk sudut pandang kita sendiri. Sudut pandang yang kita yakini benar dan nyata.

Sebagai contoh, kita akan melakukan apapun untuk orang yang kita cintai. Baik itu salah ataupun benar. Sementara terhadap mereka yang kita tidak sukai maka segala hal dianggap salah. Padahal belum tentu.

Hidup itu tidak pernah dan tidak ada yang adil. Begitu juga tentang kebenaran. Tidak ada benar ataupun salah. Kitalah yang harus menemukan apa yang kita inginkan. Tapi ingatlah bahwa pandangan kita harus mengikuti perubahan zaman dan keadaan sekitar.