Find Us On Social Media :

Hantu Kompeni dan Perampok di Menteng

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 6 Desember 2016 | 16:01 WIB

Hantu Kompeni dan Perampok di Menteng (2)

Intisari-Online.com - Sebuah rumah dinas seorang diplomat di Menteng, Jakarta, pernah disatroni hantu. Pembantunya diteror ketakutan. Pernah terjadi, dalam waktu 2 tahun, pembantunya ganti 3 - 4 kali. Selidik punya selidik, itu semua terjadi karena ulah hantu gentayangan, seperti yang diceritakan kepada saya. Inilah cerita tentang hantu Kompen dan perampok di Menteng.

---

Setiap kali pulang dari perjalanan ke luar kota selama beberapa hari mengikuti suami bertugas, istri diplomat salah satu negara ASEAN ini selalu menelepon saya. Permintaannya pun sama. "Tolong carikan pembantu. Mereka minta pulang serempak."

Bahkan beberapa hari menjelang perjalanan, putri remaja mereka selalu terbangun dan menjerit di tengah malam selama tiga hari berturut-turut. Pelajar Jakarta International School ini selalu mimpi hal yang sama, didatangi seorang wanita kulit putih berambut pirang yang panjang tergerai. Wanita itu membangunkannya dan menawarinya ikut ke kebun di belakang rumah.

Baca juga: Mengorek Tradisi Upacara 'Pernikahan Hantu' di China...

Mimpi tersebut bisa saja dianggap sebagai khayalan anak belasan tahun dan tidak ditanggapi seandainya'tidak bersamaan dengan permintaan berhentinya para pembantu. Ibu diplomat itu pun meminta pembantunya untuk mengemukakan alasan keluarnya mereka.

Ternyata, padq malam hari saat majikan mereka tidak ada di rumah, para pembantu berulang-ulang didatangi hantu beitubuh kekar dengan tubuh luka-luka berdarah, berbaju kaus merah. Hantu itu selalu mengancam untuk membunuh.

Akhirnya para pembantunya menyarankan untuk meminta jasa seorang dukun. Usul ke dukun diterima, bukan karena percaya, tetapi demi menenangkan pembantunya. Anda boleh percaya boleh tidak. Tapi, inilah yang diungkapkan sang dukun. Konon, sekitar 150 - 200 tahun yang lalu, rumah itu dihuni oleh pasangan suami-istri Belanda.

Suatu saat mereka didatangi beberapa orang perampoL Suami-istri itu terbunuh dan seorang di antara para perampok itu terluka. Terrian-teman sang perampok yang terluka tak sanggup membawa serta rekan mereka itu. Tetapi, mereka juga takut meninggalkannya dalam keadaan hidup, karena bisa membongkar rahasia kawanan mereka jika tertangkap. Maka perampok yang malang itu lalu dibunuh.

Arwah sang perampok yang penasaran karena dikhianati teman-temannya ini yang kerap datang mengganggu para pembantu. Sementara arwah pasangan suami-istri Belanda juga tetap menghuni rumah tersebut meski tidak terlalu merepotkan.

Sang dukun lalu mencoba berkomunikasi dengan para arwah untuk mencari jalan kompromi. Alkisah, arwah sang perampok minta diantar ke sebuah kuburan di luar Jakarta lewat upacara pemotongan kambing hitam. Katanya, di situ teman-teman sang perampok berada. Rupanya ia berusaha menuntut balas. Sedangkan arwah suami-istri Belanda minta dipindahkan ke pemakaman di Menteng Dalam. Selain itu sebuah keris yang tertanam di belakang rumah, yang katanya merupakan alat pembunuh diminta dibawa bersama-sama arwah sang perampok ke luar kota.

Keluarga diplomat itu memang tidak terlalu mempercayai peristiwa yang mereka alami. Namun, beberapa fenomena yang diceritakan sang dukun ada yang menyerempet kebenaran. Ibu diplomat pemah beberapa kali melihat seseorang berkaus merah menyelinap di kamar tidurnya.