Find Us On Social Media :

Mulai Sekarang, Hentikan Melepaskan Balon ke Udara

By Agus Surono, Selasa, 6 Desember 2016 | 07:03 WIB

Suatu Hari dalam Kehidupan sebuah Balon

Intisari-Online.com - Sering kita melihat sebuah acara yang kemudian diikuti dengan melepaskan balon berisi gas. Semua bergembira seiring balon-balon yang membumbung tinggi. Entah membawa muatan spanduk atau tidak.

Namun, bagaimana nasib balon itu selanjutnya?

Balon-balon gas yang dilepas ke udara itu akan terbang setinggi mungkin hingga batas kapasitas sampai akhirnya ia meletus dan jatuh kembali ke tanah atau perairan.

Selain bisa mengganggu lalu lintas udara, ternyata balon-balon itu menimbulkan kerugian bagi kehidupan kita. Utamanya menimbulkan polusi di lautan. Padahal lautan telah menyumbangkan segala manfaatnya kepada kita. Ikan untuk dimakan, jalur transportasi, sumber energi alami, dan berbagai manfaat lain.

Lalu, apa hubungannya balon lepas dengan laut? Balon yang terbang ke angkasa akan kembali ke darat atau laut menjadi sampah yang terbukti mengancam keselamatan satwa liar di alam bebas, terutama satwa laut.  

[Suatu Hari dalam Kehidupan Sebuah Balon]

Balon gas terbuat dari bahan karet atau lateks yang sulit terurai, menjadi sampah yang mengotori bumi hingga bertahun-tahun.

Peneliti dari Organisasi Clean Virginia Waterways, Universitas Longwood, Amerika Serikat menemukan karet balon dalam perut penyu. Menurut penelitian mereka, para penyu keliru menyangka balon-balon yang mengambang adalah makanan alami mereka, yaitu ubur-ubur.

Dikira ubur-ubur (Foto: Ballons Blow)

Selain dalam perut penyu, peneliti juga menemukan balon dalam perut lumba-lumba, paus, ikan, dan berbagai jenis burung laut.

Menurut penelitian mereka, balon karet yang terperangkap dalam perut penyu menyebabkan rusaknya pencernaan penyu. Balon yang tertelan akan menghambat aliran makanan sehingga memperlambat proses pencernaan makanan. Penyu kemudian sakit dan akhirnya mati.  

Ditemukan juga kasus burung-burung yang mati tebelit pita balon.