Find Us On Social Media :

Mudik Lebaran di Solo? Jangan Lupa Mampir ke Sate Kere Yu Rebi yang Dibacem Tiga Kali

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 14 Juni 2018 | 07:00 WIB

Intisari-Online.com – Tidak seperti makanan khas Solo lainnya seperti nasi liwet atau tengkleng yang bisa ditemui di daerah lain, makanan ini jarang ditemui kecuali di Solo.

Bahkan di Solo pun hanya beberapa waning yang menjualnya. Itu pun biasanya menjadi menu pelengkap.

Namanya unik, sate kere. Tidak seperti penamaan sate yang biasanya merujuk ke bahan yang disate.

Sate kere jelas bukan sate yang berbahan baku kere. Konon dinamakan sate kere karena makanan ini dulu hanya dikonsumsi kalangan kere (orang miskin) yang tidak mampu mencicipi kelezatan sate daging.

Walhasil, kaum kere membuat makanan yang mirip dengan sate yang dinikmati orang-orang kaya.

Baca juga: Basah dan Empuknya Sate Romli Depan RS Pusat Pertamina, Yakin Enggak Tergiur?

Bahan baku sate kere adalah tempe gembus. Tempe gembus merupakan tempe yang dibuat dari ampas kedelai sisa pembuatan tahu.

Meski hanya terbuat dari tempe gembus, rasanya cukup nikmat. Tidak seperti sate daging, sate kere rasanya lembut di lidah dan tentu saja bebas kolesterol.

Dulu, yang mengonsumsi sate kere hanya kalangan bawah, tapi sekarang sate kere juga menjadi santapan orang berduit.

Ini setidaknya terlihat di warung Sate kere Yu Rebi. Warung sate yang sudah berusia setengah abad ini hanya menggunakan tempe gembus jenis khusus sebagai bahan bakunya.

Tempe gembus itu memiliki tekstur sangat halus, yang dipasok produsen di Kartasura. Yu Rebi memilih menutup warungnya bila tempe gembus pilihannya itu tak diproduksi.

Baca juga: Sate Maranggi, Jangan Hanya Menyantapnya tapi Baca Juga Sejarahnya yang Mengejutkan

la pernah mencoba menggunakan tempe gembus dari produsen lain, tapi ternyata rasanya berbeda dan menyebabkan para pelanggan protes.