Penulis
Intisari-Online.com -Pada tahun 1973 ketika berkobar Perang Yom Kippur, pasukan Israel yang terdesak nyaris menggunakan senjata nuklir untuk melawan pasukan Suriah, Mesir, dan Yordania.
Tapi penggunaan senjata nuklir itu tidak sampai terjadi karena pasukan dari negara-negara Arab berhasil dipukul mundur.
Hingga saat ini, Israel dikenal sebagai pemilik senjata nuklir yang berniat menggunakannya dalam peperangan jika dalam keadaan terpaksa.
Nuklir yang digunakan dalam peperangan memang merupakan senjata yang sangat berbahaya oleh karena itu negara-negara pemilik nuklir kemudian membuat aturan (profilerasi) senjata nuklir atau bahkan senjata kimia jangan sampai digunakan dalam perang.
Jika sampai dua senjata pemusnah massal itu digunakan maka negara bersangkutan bisa terkena sangsi dari PBB baik berupa embargo ekonomi maupun serangan militer yang bersifat melumpuhkan negara bersangkutan.
Tapi sangsi dan tindakan keras berupa serangan militer atas nama PBB tidak akan terjadi jika negara bersangkutan, misalnya seperti Korut, mau melumpuhkan (denuklirisasi) persenjataan nuklirnya.
Israel yang minimal memiliki 80 unit hulu ledak nuklir dan fasilitas penyimpanan serta peluncuran di kawasan padang pasir Dimona seharusnya oleh PBB dan AS dipaksa untuk melakukan denuklirisasi seperti Korut.
Baca juga:Inilah Ruang Bawah Tanah Paling Mencekam, Konon Berisi Fasilitas Senjata Nuklir Nazi
Apalagi Israel berniat menggunakan nuklir dalam perang sehingga bisa mengancam keamanan dunia internasional.
PBB, AS, dan negara-negara Eropa lainnya memang terlanjur mengasihani Israel karena mereka merasa tidak berhasil mencegah aksi holocaust (pembantaian massal) Nazi Jerman terhadap bangsa Yahudi pada PD II.
Sehingga ketika Israel mengembangkan senjata nuklir pada tahun 1950-an negara-negara Barat seperti Ingrrs dan AS malah menutup mata.
Dengan demikian perlakuan PBB dan AS terhadap Korut yang dipaksa melakukan denuklirisasi terasa konyol karena pada saat yang sama malah membiarkan Israel memiliki nuklir.
Baca juga:Ditemukan di Israel, Mungkinkah Patung Kepala Mini Ini Menggambarkan Raja Kuno?
Sebagai sekutu AS dan sejumlah negara-negara Barat, Israel sebenarnya bukan berada di bawah kendali AS tapi cenderung bertindak semaunya sendiri.
Dengan demikian AS seharusnya tidak selalu mengistimewakan Israel.
Namun karena AS membutuhkan Israel sebagai ‘polisi’ di kawasan Timur Tengah, AS malah cenderung tutup mata terhadap sepak terjang Israel yang suka menciptakan kekacauan di Timur Tengah itu.
Baca juga:Berasal dari 12 Putra Yakub, ke Mana Perginya 10 Suku Israel yang Hilang?