Penulis
Intisari-Online.com – Kasus di bawah ini bisa menjadi pelajaran bagi orangtua untuk selalu memperhatikan apa yang sedang dilakukan anaknya.
Dilansir dari dailymail.co.uk, seorang anak perempuan berusia sembilan tahun sedang dalam rehabilitasi.
Hal ini dikarenakan ia sangat terobesesi pada video game.
Akibatnya gadis ini hanya bisa kencing di celana karena tidak mau ke toilet, sulit bergerak karena selalu bermain dalam kondisi sama berjam-jam, dan parahnya memukul ayahnya ketika dia mencoba menghentikannya bermain.
Baca juga:Walau Merupakan kebiasaan Buruk, Ini Alasan Mengapa Beberapa Orang Tidak Dapat Berhenti Berbohong
Menurut laporan, murid sekolah ini terobsesi dengan Fortnite.
Dia diam-diam memainkan game survival shooter ini pada malam hari. Dia akan bermain hingga 10 jam sehari, sehingga ia selalu tertidur di sekolah.
Ibu gadis itu mengatakan kepada surat kabar Sunday People: 'Kami tidak tahu akibatnya akan begini ketika kami membiarkannya bermain game.”
“Suami saya melihat dia terbangun di malam hari dan menemukannya sedang duduk di atas bantal yang basah kuyup dan memainkan permainan.”
“Dia sangat tertarik dengan permainan dan tidak pergi ke toilet untuk sekedar buang air kecil.”
'Ini adalah masalah serius yang menghancurkan kehidupan gadis kecil kami dan seseorang harus turun tangan untuk melarangnya sebelum menjadi epidemi.'
Diketahui orangtuanya membelikannya Xbox pada bulan Januari 2017 dan mengunduh Fornite.
Namun dua bulan kemudian, kepala sekolah meminta orangtua gadis ini datang ke sekolah. Sebab nilai-nilainya turun dan dia suka tidur dalam pelajaran.
Gadis ini juga mulai tidak mau berolahraga. Padahal sebelumnya dia suka berolahraga.
Puncaknya adalah ketika sang ayah menerima laporan pembayaran dengan total 50 Pound (Rp935.000) per bulan karena sang anak mengunduh video menggunakan kartu kredit mereka.
Karena marah, sang ayah mengambil Xboxnya.
Namun balasan sang anak tak kalah mengerikan. Sang anak langsung memukul balik ayahnya dan mengecam dengan kata-kata kasar.
Alhasil, dalam upaya terakhir untuk membantu putri mereka, orangtuanya menghubungi psikiater.
Baca juga:Lagi, Aksi Pengawal Kim Jong Un yang Berlari di Samping Mobil Jadi Viral