Penulis
Intisari-Online.com - Kasus pelecehan seksual terhadap kaum wanita di Indonesia kembali menjadi perbincangan publik sejak ada insiden yang dialami oleh Via Vallen.
Via Vallen mengaku telah dilecehkan oleh seorang pesepakbola profesional yang belum diketahui namanya.
Memang pelecehan tersebut tak terjadi di dunia nyata, melainkan melalui pesan (direct message) di Instagram pribadi Via.
Rupanya, kasus Via Vallen ini membuat sebagian besar wanita bersimpati meski tak sedikit pula yang merundung atau mem-bully Via.
Baca Juga:Rambut Anda Berketombe? Gunakan Saja Bahan Ini Untuk Menghilangkannya!
Kami mencoba mewawancarai empat perempuan yang pernah mengalami pelecehan seksual, dan pengakuan mereka cukup mengejutkan. Untuk keamanan dan permintaan narasumber, nama-nama kami samarkan.
1. Iska (25 tahun, PNS)
Saat mengalami pelecehan seksual itu, dia sedang berada dalam kereta jarak jauh kelas bisnis.
Kereta kelas bisnis yang dia tumpangi memiliki kursi yang modelnya tanpa sekat, sehingga memang lengan bisa saling bersentuhan dengan penumpang di sebelahnya.
Baca Juga:Kenapa Mesti Pasukan Gurkha yang Amankan Pertemuan Presiden Trump dan Kim Jong Un?
"Orang yang duduk di sebelah saya adalah pria yang usianya mungkin sudah 30 tahun lebih, sudah setengah perjalanan tiba-tiba tangannya seperti sengaja disentuhkan ke bagian dada saya," kata Iska.
Iska yang terlalu takut untuk menegur hanya menggeser posisi duduknya menjauh.
Saat pria itu mengulanginya lagi, barulah Iska menegurnya.
"Saya bilang, saya suruh dia geser karena kursinya masih luas dan jangan duduk terlalu mepet. Tapi saya tetap tidak berani melawan, saya malu dan takut," lanjut Iska.
Saat hal itu terjadi, Iska memakai celana panjang, jaket dan berjilbab. Tapi ternyata itu tidak cukup menyelamatkannya dari pelecehan seksual.
2. Dian (22 tahun, karyawan swasta)
"Saya pernah kena juga, di KRL Bogor-Jakarta Kota. Waktu kereta pagi, semua desak-desakan karena jam berangkat kerja. Saya naik di stasiun Depok Baru, lalu di stasiun Pondok Cina si bapak itu naik," kata Dian.
"Bapak itu berdiri di belakang saya, mepet sekali. Tiba-tiba makin dekat dan tubuhnya semakin ditempelkan dengan punggung saya, tapi saya takut untuk berteriak sementara kereta juga sangat penuh, tak mungkin menghindar,"
"Sampai setelah stasiun Universitas Pancasila, ada seorang mahasiswa yang naik dan saya memberi isyarat mata meminta bantuan. Akhirnya, mahasiswa tersebut menukar posisinya dengan saya agar saya bisa bebas," lanjut Dian.
Dian juga tidak memakai pakaian terbuka dan berjilbab saat kejadian tersebut.
3. Fara (24 tahun, PNS)
Fara tinggal di Solo, tepatnya di sebuah daerah yang dulu sempat jadi lokasi prostitusi.
"Saya baru keluar rumah, lengkap dengan jaket, berjilbab dan memakai helm karena sedang menunggu gojek, sebuah motor berhenti di depan saya. Pria itu sudah cukup umur sih, mungkin 28 atau 30 tahun," kata Fara.
"Dia tanya, berapa harga 'menyewa' saya semalam sambil membuka dompetnya. Untung saja ojek yang saya pesan segera datang sebelum dia bertindak lebih jauh," lanjutnya.
4. Galuh (12 tahun, siswi kelas 6 SD)
Cerita Galuh disampaikan oleh kakak kandungnya, Dhani, pada tim Intisari.
Galuh berdomisili di Wonosobo. Dia mengalami pelecehan saat sedang pulang sekolah, di dalam bus kota.
Rok SD yang dikenakan Galuh panjangnya 5cm di bawah lutut, standar pakaian siswi SD.
Galuh berdiri di dalam bus karena semua kursi penuh saat seorang pria juga berdiri di sampingnya.
Pria itu tiba-tiba meraba betis hingga paha Galuh, membuat gadis kecil itu teriak histeris dan ketakutan.
Namun, tak seorang pun di dalam bus membantu Galuh atau mencoba memberinya tempat duduk.
Kejadian ini meninggalkan trauma pada Galuh hingga dia tak pernah lagi mau naik bus kota.
Baca Juga:Begini Gambaran Garis Tangan Orang yang akan Kaya Raya di Masa Depannya. Coba Cek Milik Anda!
Galuh bahkan saat ini takut setiap kali harus berdiri atau duduk di samping laki-laki.
Empat pengakuan mengenai pelecehan seksual itu menjadi pelajaran berharga untuk kita semua.
Bahwa tak melulu berpakaian terbuka, berpakaian yang sopan dan tertutup saja bisa menjadi korban.
Dan semua korban ternyata juga merasakan hal yang sama, takut sekaligus malu untuk mengungkapkan.
Beberapa korban yang terguncang juga bisa menyimpan semua dalam hati, lalu menjadi trauma hingga depresi.
Pelecehan seksual adalah satu dari banyak kejahatan yang sebaiknya kita lawan bersama-sama.
Apakah Anda juga pernah mengalaminya? Apa yang Anda lakukan setelahnya?
Baca Juga:Tanpa Teks Selembar pun, Menteri Susi Mampu Pukau Peserta Kuliah Umum Dirinya di Norwegia