Intisari-Online.com – Di wilayah Filipina Selatan, tepatnya di Kepulauan Balut Batuganding (Davao del Sur) ada tradisi pertarungan kuda. Awalnya saya mengira yang diadakan adalah pacuan kuda.
Ternyata yang terjadi adalah dua ekor kuda jantan bertarung merebut cinta seekor kuda betina.
Pertarungan diadakan di sebuah lapangan terbuka, kira-kira sebesar lapangan sepak bola disaksikan ratusan - bahkan kadang ribuan - penduduk.
Bagaimana caranya?
Pertama, seekor kuda betina diikat di tengah lapangan. Kemudian, dua ekor kuda jantan yang telah melewati upacara oleh para tetua dirangsang agar siap kawin dengan si betina.
Dari tiap sudut yang sudah ditentukan, dua kuda jantan tadi dituntun ke tengah lapangan mendekati sang betina dengan posisi kemaluan yang sudah siap tempur.
Dengan iringan sorak sorai penonton, kuda jantan berusaha mendapatkan cinta sang betina.
Yang satu berusaha sekuat tenaga mendekat sang betina, yang lainnya berusaha - tentu juga dengan sekuat tenaga - mencegah kuda jantan tadi mendekat.
Saat itulah terjadi saling serang dengan menggigit, menendang, dan saling mengancam.
Kejar-kejaran terjadi, bahkan ada yang lari ke arah penonton. Pertarungan dianggap selesai jika saiah satu kuda jantan lari dan tidak kembali ke arena.
Nah, kuda yang bertahan di lapangan itulah yang menjadi pemenang pertarungan kuda.